SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajemen atau Pengelolaan, Bukan Hanya Perencanaan

Widi Kusnadi Editor : 9 - Rabu, 3 Juli 2024 - 18:19 WIB

Rabu, 3 Juli 2024 - 18:19 WIB

13 Views

Iwan Rudi Saktiawan, SSi, MAg, CIRBD, Pakar Keuangan dan Ekonomi Syariah

Oleh Iwan Rudi Saktiawan, SSi, MAg, CIRBD, Pakar Keuangan dan Ekonomi Syariah

Memiliki rumah tangga yang keuangannya berkecukupan apalagi lebih tentu merupakan hal positif dalam Islam, selain akan terhindari dari meminta-minta juga dapat lebih besar berkontribusi untuk Islam melalui harga. Untuk itu, perlu keahlian dalam mengelola keuangan rumah tangga. Namun tidak jarang kaum muslimin yang enggan menimbal ilmu apalagi mengikuti training tentang hal pengelolaan keuangan rumah tangga.

Terkait dengan keuangan rumah tangga, tema yang penulis angkat adalah manajemen atau pengelolaan. Agar mudah diingat, penulis ringkas menjadi PEKERTI, singkatan dari Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Islami. Lazimnya, yang dibahas adalah perencanaan keuangan atau perencanaan keuangan Islami (Islamic Financial Planning), bahkan ada sertifikasi untuk Financial Planner, baik yang konvensional maupun yang syariah. Mengapa penulis menyajikan seri Pengelolaan (manajemen) bukan perencanaan?

Hal ini karena yang dibahas bukan sekedar perencanaan. Benar, perencanaan merupakan yang penting. Bahkan ada peribahasa, gagal merencanakan sama dengan merencanakan gagal. Namun pentingnya perencanaan dalam hal keuangan rumah tangga perlu diikuti dengan aspek selanjutnya yakni pengendalian dan evaluasi.

Baca Juga: Terkait Palestina, Barat Telah Kehilangan Kompas Moral

Penulis dalam beberapa kali training tentang keuangan rumah tangga, sering mendapatkan curhat dari peserta yang isinya kurang lebih,”Perencanaannya sich sudah baik, bahkan sudah menerapkan apa yang di-training-kan, namun tahap berikutnya sering gagal, diantaranya karena pengeluaran tidak terkendali.”

Tidak jarang, perencanaan yang baik, namun eksekusi yang gagal sering menimbulkan frustasi, sehingga akhirnya tidak mau lagi melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sama sekali. Kurang lebih kalimat atas kondisi ini adalah.”Ngapain pake direnanakan-direncanakan segala, tokh ujung-ujungnya beda dengan yang direncanakan.”

Dengan demikian, setelah menguasai perencanaan keuangan rumah tangga, maka tahap selanjutnya adalah menguasai pengendalian agar sesuai bahkan lebih baik hasilnya dibandingkan dengan rencana yang sudah disusun, selanjutnya di akhir periode tertentu, misalnya di akhir bulan dilakukan evaluasi, agar pengelolaan keuangan lebih baik lagi di periode berikutnya.

Siklusnya adalah perencanaan, pengendalian dan evaluasi untuk kemudian berlanjut ke siklus berikutnya.

Baca Juga: Muslim di Negeri Tirai Besi, Rusia

Oleh karena itu, seri tulisan yang penulis susun adalah manajemen atau pengelolaan, tidak terbatas/berhenti pada perencanaan keuangan rumah tangga saja.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Memberantas Judi Online di Masyarakat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Palestina
MINA Millenia
Khutbah Jumat
Indonesia