Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manajemen Kerumunan Kunci Keberhasilan “Haji di Masa Pandemi”

Rana Setiawan - Ahad, 25 Juli 2021 - 23:00 WIB

Ahad, 25 Juli 2021 - 23:00 WIB

5 Views

Makkah, MINA – Jamaah haji pada hari Jumat (23/7/2021) telah menyelesaikan ibadahnya dengan mudah dan tenang, di tengah sistem layanan terpadu dan tindakan pencegahan, mengakhiri musim haji 1442H/2021 yang sukses, tanpa infeksi virus corona atau epidemi lainnya. Demikian Kantor Berita Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Pelaksanaan ibadah haji 2021, terbatas dikhususkan bagi warga Saudi dan ekspatriat yang sudah menetap di sana yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan telah menjalani prosedur karantina.

Kisah sukses haji tahun ini yang luar biasa, sama seperti tahun lalu masih di tengah pandemi Covid-19, dimulai dengan membatasi jumlah jamaah haji menjadi 60 ribu warga dan hanya bagi penduduk atau ekspatriat di Arab Saudi yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan telah menjalani prosedur karantina.

Mewajibkan para jamaah divaksinasi secara penuh terhadap COVID-19, dalam suatu tindakan yang disetujui pemerintah Saudi untuk memastikan keselamatan jamaah, dan mencegah penyebaran virus yang mungkin timbul dari pertemuan massal biasa.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Sebuah studi ilmiah, yang disiapkan tim peneliti internasional, menyimpulkan bahwa membatasi jumlah jamaah haji hingga 60 ribu orang berkontribusi untuk mengekang virus corona dan mencegah penyebarannya. Studi tersebut menekankan, total kapasitas kerumunan yang diizinkan dan meningkatkan tindakan pencegahan ke tingkat tertinggi terkait erat dengan pengurangan penyebaran infeksi COVID-19.

Selain membatasi jumlah jamaah haji, Pemerintah Arab Saudi telah mengembangkan banyak aplikasi digital dan teknologi canggih yang memungkinkan para jamaah untuk melakukan ibadah mereka dengan mudah, dan berkontribusi untuk mencapai persyaratan jarak sosial.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga telah mengadopsi “gelang elektronik”, yang berisi rincian yang menunjukkan identitas jamaah haji dan semua data resminya. Gelang elektronik juga memungkinkan tindak lanjut status kesehatan dan intervensi para jamaah dalam kasus darurat apa pun, selain digunakan untuk mengirim pesan kesadaran protokol kesehatan kepada para jamaah.

Musim haji tahun ini menyaksikan penggunaan robot untuk melayani jamaah di Masjidil Haram. Robot-robot ini dilengkapi dengan layar, kamera dan mikrofon, untuk menjawab pertanyaan jamaah.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Robot-robot ini juga dapat menindaklanjuti kepatuhan terhadap tindakan pencegahan dan penanganan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, saat mereka bekerja untuk mengukur suhu tubuh, dan mencatat komitmen untuk memakai masker melalui teknik kecerdasan buatan.

Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga meluncurkan sejumlah aplikasi elektronik untuk melayani para pengunjung Masjidil Haram.

Aplikasi tersebut termasuk aplikasi “Al-Haramain”, yang memudahkan pengguna untuk mengikuti khutbah Jumat dan siaran doa harian melalui siaran langsung, dalam lebih dari satu bahasa internasional; Aplikasi “Al-Maqsad”, yang memungkinkan pengguna untuk mencari lokasi di dalam Masjidil Haram, melalui sistem navigasi elektronik; dan aplikasi “Tanaqul”, yang memungkinkan jamaah untuk memesan kursi roda terlebih dahulu di dalam Masjidil Haram.

Guru Besar Teknik Komputer Penjaga Lembaga Penelitian Haji dan Umrah Dua Masjid Suci, Dr Mazen Al-Shamrani menegaskan, semua urusan operasional di musim haji berbasis sistem digital terintegrasi untuk mengkoordinasikan layanan antar instansi, mengontrol kualitas, pengelompokan jadwal jamaah dan mengatur perjalanan mereka sesuai dengan sistem manajemen haji yang luar biasa.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Berbicara kepada Kantor Berita OKI (UNA-OIC), Al-Shamrani mengatakan, “Pemerintah (Saudi) telah melakukan transformasi bertahun-tahun yang lalu dari haji biasa menuju haji cerdas, termasuk penggunaan aplikasi, peta cerdas, sistem pelacakan digital, dan kartu haji cerdas.”

Dia menunjukkan persyaratan keamanan dan keselamatan sehubungan dengan munculnya virus corona telah menyebabkan penguatan tren menuju solusi cerdas untuk memastikan tidak ada kasus wabah virus.

Pasukan keamanan haji memberlakukan penjagaan keamanan di pintu masuk menuju Mekah dan tempat-tempat suci, membuat peraturan dari pintu masuk ke Masjidil Haram dan tempat-tempat suci harus dengan izin resmi, untuk memastikan keselamatan para jamaah dan kepatuhan terhadap tindakan pencegahan penyebaran virus.

Otoritas keamanan dengan sigap mengamankan semua persyaratan keselamatan di tempat-tempat suci melalui patroli keamanan dan keselamatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para jamaah sepanjang waktu.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Kementerian Kesehatan Saudi telah mengoperasikan rumah sakit di tempat-tempat suci dan Mekah dengan kapasitas operasional penuh mereka untuk menangani kasus-kasus darurat jamaah, dan tim darurat, didukung dengan lebih dari 40 ambulans, telah dikerahkan di seluruh tempat-tempat suci.

Kementerian Haji dan Umrah menyiapkan rencana pengelompokan menurut jalur dan jadwal tertentu untuk mengatur pergerakan jamaah antara tempat suci dan Masjidil Haram.  Untuk mencegah kepadatan, mereka menggunakan sekitar 2.000 bus disertai dengan 1.400 pemandu untuk mengawasi rute mereka melalui jalur dan memastikan kepatuhan para jamaah dengan langkah-langkah pencegahan untuk memerangi virus corona.

Dewan Pimpinan Urusan Dua Masjid Suci juga mengatur jadwal pengelompokan yang terorganisir untuk menerima jamaah di Masjidil Haram, dengan menerapkan jaga jarak fisik antara jamaah haji dan memasang poster tanda petunjuk di halaman Masjidil Haram dan area Mataaf, untuk mengontrol pergerakan jamaah haji secara aman dan sehat.

Dewan Pimpinan juga telah menyelesaikan persiapan lantai Mataaf serta lantai dasar dan lantai satu, sebanyak 25 lajur di Mataaf, empat lajur di lantai dasar, dan lima lajur di lantai satu, selain mengalokasikan jalur bagi orang berkebutuhan khusus, sesuai dengan langkah-langkah kehati-hatian. Hal ini selanjutnya mengalokasikan gerbang masuk khusus dan dan gerbang untuk keluar secara berbeda, memastikan pergerakan orang banyak yang lancar.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Semua tindakan bersama ini menghasilkan keberhasilan semua rencana kesehatan haji, dan akhir musim haji tanpa mencatat kasus virus corona atau penyakit epidemi lainnya, seperti yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan Saudi Dr. Tawfiq Al-Rabiah.

Dia mengatakan lembaga yang terlibat dalam melayani jamaah telah melakukan upaya besar guna menerapkan Rencana Kesehatan Haji untuk memastikan keselamatan jamaah dan mencegah penyebaran infeksi di antara mereka mengingat pandemi virus corona.

“Dengan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, upaya awal dan tindakan pencegahan ini berkontribusi dalam menangani situasi kesehatan pandemi selama musim haji tahun ini, yang mengharuskan pembatasan kinerja haji menjadi 60 ribu jamaah yang sudah menyelesaikan vaksin, yang berdampak nyata pada menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah,” tambah menteri.

Dr Turki Habibullah, Profesor Studi Lingkungan dan Kesehatan di Institut Penelitian Haji dan Umrah Penjaga Dua Masjid Suci, mengatakan: “Selain pengalaman hebat Arab Saudi dalam manajemen kerumunan, ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan kesehatan ini, antara lain pemberlakuan physical distancing (jaga jarak fisik), dan penggunaan bus transportasi yang aman, dengan masing-masing bus hanya mengangkut 20 jamaah.”

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Habibullah mengatakan kepada Kantor Berita OKI, jaga jarak juga tepat diterapkan di tenda-tenda penginapan haji. Dia menambahkan, setiap penginapan hanya dialokasikan untuk 50 jamaah mengingat kapasitas tenda yang besar.

Mengingat semua peserta kegiatan haji telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, telah berkontribusi untuk menyelenggarakan musim haji yang bebas dari infeksi virus corona.

Dia menambahkan, keberhasilan rencana peningkatan kesadaran tentang bahaya virus, operasi sterilisasi ekstensif dan ketersediaan masker, dan rencana pengelompokan yang ketat selama semua tahap haji, juga berkontribusi untuk mencegah infeksi.

Patut dicatat bahwa pemerintah dan organisasi internasional memuji keberhasilan pemerintah Saudi dalam mengelola musim haji tahun ini meskipun keadaan luar biasa yang sedang dialami dunia sebagai akibat dari munculnya virus corona.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengapresiasi regulasi yang diambil Arab Saudi di tingkat kesehatan masyarakat untuk memastikan keselamatan jamaah haji di tengah pandemi.(AK/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
MINA Health