“Arab Saudi tidak akan bereaksi untuk Palestina (yang sekarang masih dijajah Israel-red) karena mereka sudah terikat perjanjian, diantara mereka ada agreement dengan Inggris,” kata Mansur kepada Mi’raj News Agency saat ditemui di Bandung, (6/11).
Menurut Mansur, Israel berdiri setelah dua puluh empat tahun Arab Saudi berdiri, Inggris dan Amerika memfasilitasi Ibnu Saud untuk berkuasa di Arab Saudi akan tetapi mereka memanfaatkan Arab Saudi untuk kepentingan mereka.
“Israel bisa berdiri karena Saudi Arabia melepaskan wilayah tersebut kepada Israel, Ibnu Saud menumbangkan raja Husen, yang kemudian Ia menyetujui berdirinya Negara Israel,” ungkapnya.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Ia menambahkan, setelah Arab terbelah tidak dibawah kesatuan kepemimpinan Turki, negeri-negeri di timur-tengah berdiri sendiri dan terpecah menjadi wilayah-wilayah yang tidak dibawah kesatuan Turki.
Guru besar Universitas Bandung (Unpad) itu melanjutkan, tahun 1924 M setelah Turki melepaskan diri dari Islam dan menjadi sekuler, maka Turki tidak lagi menjadi pusat perjuangan Islam, dan pada tahun itu pula Saudi Arabia muncul dan hilanglah Arabia.
Karena gerakan-gerakan Zionis yang dimulai dari Rusia, mereka membentuk negara-negara komunis untuk menghancurkan pusat Romawi timur, termasuk kesultanan Turki Ustmani. Zionis berupaya menghancurkan semua agama dan peradaban, dan untuk mewujudkan upayanya menuju ‘The Promise Land’, Zionis mulai membeli tanah di Palestina dari petani-petani miskin, akhirnya Israel berdiri dengan sertifikat tanah yang dibalikan, paparnya. (L/P015/R2).
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Mi’raj News Agency (MINA)