Tel Aviv, MINA – Yossi Cohen, mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, telah mendesak para pejabat dari negara pendudukan tersebut untuk menahan diri dari mengkritik Qatar secara terbuka. Demikian dikutip dari Memo, Senin, (5/2).
Negara Teluk tersebut saat ini sedang memediasi pembicaraan yang bertujuan untuk menengahi perjanjian gencatan senjata antara pendudukan Israel dan kelompok perlawanan Palestina di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Angkatan Darat, Cohen mengatakan bahwa Israel “bagaimanapun juga harus membayar” harga yang mahal untuk kesepakatan semacam itu, “jadi mari kita bayar hari ini sejak awal untuk semua orang, dan kurangi waktu tidak manusiawi yang dihabiskan para sandera di Gaza. ”
Times of Israel mencatat bahwa mantan kepala Mossad adalah orang kepercayaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang vokal mengkritik Doha dalam beberapa pekan terakhir dan juga dituduh memprioritaskan karier politiknya daripada menyelamatkan nyawa warganya sendiri.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Mengenai Qatar, Cohen lebih lanjut dikutip menyatakan bahwa: “ini adalah satu-satunya negara yang dapat mencapai kesepakatan saat ini. Bertengkar di depan umum adalah tindakan yang salah, dan kita perlu bertindak bijaksana. Kritik apa pun terhadap Qatar pada saat ini harus dihentikan.”
Pekan lalu Qatar mengatakan pihaknya “terkejut” dengan pernyataan Netanyahu dalam rekaman yang bocor, yang menyebut upaya mediasi Doha sebagai “bermasalah.”
Dalam audio yang disiarkan oleh TV Israel, perdana menteri Israel terdengar mengatakan kepada keluarga tawanan Israel di Gaza bahwa “Anda tidak mendengar saya berterima kasih kepada Qatar. Mereka memiliki pengaruh karena mereka mendanai (Hamas).”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Dr Majed Al Ansari mengatakan komentar Netanyahu “tidak bertanggung jawab dan merusak upaya menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah, namun hal ini tidak mengejutkan.” (T/B03/P1)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)