Atlanta, 12 Ramadhan 1434/20 Juli 2013 (MINA) – Mantan Direktur CIA Michael Hayden mengatakan bahwa negara-negara lain tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap Amerika Serikat (AS) setelah Edward Snowden membocorkan tentang program pengawasan global pemerintah AS.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Jumat (19/7), Hayden mengatakan badan intelijen lain di seluruh dunia tidak akan lagi memiliki kepercayaan kepada AS bahwa AS benar-benar akan dapat menjaga rahasia bahwa AS benar-benar akan dapat bertindak diam-diam .
“Ini akan memiliki efek untuk waktu yang lama,” kata Jenderal Hayden, Press TV melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Dia juga mengkritik pembocor Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) yang memicu perdebatan tentang pengawasan yang muncul dengan harga sangat tinggi.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Yang dilakukan perusahaan-perusahaan Amerika tidak lain hanyalah mematuhi hukum Amerika untuk melindungi Amerika Serikat, tapi sekarang akan dihukum oleh ekonomi internasional atas partisipasi mereka, dan itu sangat tidak adil,” kata Hayden.
Hayden juga menyebut Snowden sebagai pembocor rahasia Amerika paling mahal dalam sejarah Republik.
“Snowden melarikan diri ke Cina dengan memiliki beberapa data komputer NSANET, salah satu jaringan paling rahasia dan sensitif dalam intelijen Amerika. Kerusakan ini berpotensi begitu besar sehingga NSA telah mengambil salah satu petugas operasi yang paling dihormati seniornya dengan tugas memimpin misi upaya penilaian kerusakan,” tulis Hayden.
Para pejabat pertahanan mengatakan NSA menerapkan langkah-langkah keamanan baru akibat pengungkapan Snowden itu.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Menurut Direktur NSA Keith Alexander, lembaga itu menerapkan “aturan dua orang”, di mana setiap administrator sistem seperti Snowden, hanya bisa mengakses atau memindahkan informasi kunci dengan masuk kepada administrator yang lain.
Bulan lalu, Snowden mengungkapkan bahwa NSA sedang mengumpulkan jutaan catatan telepon AS dan mencegat beberapa lalu lintas internet di AS. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza