Paris, 19 Muharram1438/20 Oktober 2016 (MINA) – Politikus senior yang juga mantan Menteri Ekonomi Perancis, Emmanuel Macron, mengatakan, Perancis telah membuat kesalahan karena menargetkan komunitas Muslim secara tidak adil.
Mantan investor perbankan itu menilai Perancis tidak ketat dalam menerapkan paham sekularisme sehingga membuka jalan bagi terjadinya serangan militan atau teror bom dalam setahun terakhir.
Pria yang diprediksi akan maju dalam pemilihan presiden 2017 itu membuat komentar tersebut di sebuah pertemuan di selatan kota Montpelier.
“Tidak ada agama yang mendatangkan masalah di Perancis hari ini,” ujarnya kepada kerumunan orang yang hadir.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Jika negara harus netral, yang merupakan inti dari sekularisme, maka kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang mempraktikkan agama mereka secara bermartabat,” tegasnya seperti dilaporkan Politico, Rabu (19/10) waktu setempat yang dikutip MINA.
Komentar Macron datang menyusul serangkaian serangan militan mematikan di kota Paris dan Nice dalam satu tahun terakhir, yang telah menyebabkan masyarakat Muslim dan Arab di negara itu menjadi pusat sorotan.
Selama musim panas, isu pelarangan burkini untuk perempuan di beberapa kota juga memicu ketegangan.
Macron mengundurkan diri dari kabinet pemerintahan Presiden Francois Hollande pada Agustus dengan mengusung janji untuk ‘mengubah Perancis’. Ia menyatakan ingin menyerap aspirasi dan keluhan pemilih sebelum memutuskan untuk maju atau tidak dalam pemilihan presiden.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Tapi ambisinya untuk ikut bertarung menjadi orang nomor satu di Perancis terlihat pada Selasa ketika ia menyimpulkan pidatonya dengan mengatakan, “Perancis adalah sebuah proyek, dan proyek itu yang ingin saya ambil selanjutnya.” (T/P022/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu