Washington, MINA – Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Aviv Kochavi mengatakan, satu-satunya cara untuk menjamin pembebasan sandera Israel di Gaza adalah dengan menghentikan perang dengan Hamas.
Dikutip dari Anadolu pada Kamis (9/5), pernyataan tersebut disampaikannya dalam pidato di hadapan pertemuan orang-orang Yahudi di AS yang disiarkan oleh Channel 12 Israel.
Kochavi mengundurkan diri dari jabatannya sekitar sembilan bulan sebelum aksi perlawanan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Namun, banyak warga Israel memandangnya sebagai salah satu pejabat yang bertanggung jawab atas kegagalan keamanan yang menyebabkan peristiwa tersebut, menurut lembaga penyiaran tersebut.
“Saya rasa tidak ada cara untuk membawa kembali para sandera tanpa menghentikan perang, untuk saat ini,” katanya.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
“Iran adalah prioritas utama. Kami sedang mempersiapkan militer untuk menghadapi Iran. Kami tidak menganggap Jalur Gaza dan Hamas sebagai ancaman nyata. Strategi besarnya adalah memusatkan perhatian pada Iran dan kawasan utara, mempersiapkan militer, dan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menenangkan kawasan lain.
“Namun, ada upaya untuk melenyapkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammed Deif, tapi itu sulit. Di daerah yang sangat padat penduduknya dan banyak bangunan – hal ini sangat sulit, jadi kami telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mengadakan operasi tersebut, namun kami tidak bisa,” tambahnya.
Mengenai situasi di front utara, Kochavi mengatakan, “satu-satunya cara untuk mengakhiri pertempuran dengan (kelompok Lebanon) Hizbullah adalah dengan menghentikan perang di Gaza.”
“Sulit dipercaya bahwa kita akan mencapai situasi yang diinginkan di utara melalui jalur diplomatik, dan pilihan lainnya adalah operasi militer.”
Baca Juga: Ikuti Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Lebih dari 34.800 warga Palestina telah syahid di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan 78.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Lebih dari tujuh bulan setelah serangan pendudukan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% populasi daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari mengatakan “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Gaza dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat