Tel Aviv, 11 Ramadhan 1438/6 Juni 2017 (MINA) – Mantan Utusan Israel untuk Qatar, Eli Avidar, mengatakan bahwa Qatar negara kaya dii kawasan Teluk merupakan jalur penting bagi Hamas dan operasinya.
“Israel akan tergoda untuk menggunakan situasi diplomatik saat ini untuk memaksa Qatar menggunakan pengaruhnya terhadap Hamas,” kata Eli Avidar pada Times of Israel, Senin (5/6/2017) di tengah keretakan diplomatik negara-negara Teluk.
Avidar menambahkan, Hamas tidak akan bisa bertahan di Jalur Gaza atau mendanai perangnya dengan Israel tanpa pendanaan Qatar.
Ucapan Avidar muncul beberapa jam setelah beberapa negara Arab memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan Doha, menuduhnya mendukung terorisme dan menggoyahkan Timur Tengah, The Jeruslaem Post menyebutkannya.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Tercatat lima negara, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yaman yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Menyusul kemudian Libya dan Maladewa, telah menciptakan keretakan dramatis di antara negara-negara Arab, yang banyak di antaranya merupakan negara-negara pengekspor minyak OPEC.
Media di Israel juga menyebutkan, Qatar dikenal dekat dengan Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam tertua di dunia, dan menambahkan tuduhan bahwa Doha mendukung agenda saingan utama negara Arab, Iran.
“Israel akan tergoda untuk menggunakan situasi diplomatik saat ini untuk memaksa Qatar menggunakan pengaruhnya terhadap Hamas. Apa yang terjadi sekarang adalah pergantian peristiwa perubahan dramatis di dunia,” kata Avidar, yang saat ini menjabat Direktur Institut Berlian Israel.
“Qatar hanyalah negara kecil, ini dramatis dalam hal ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Ia memprediksi, 800 ribu warga asing akan meninggalkan Qatar dalam waktu singkat, “ini adalah gempa politik,” lanjutnya.
“Penting untuk dipahami Emir Qatar adalah pemimpin muda yang membawa semua orang yang dekat dengan ayahnya di pemerintahannya, dan sekarang dibiarkan sendirian untuk menghadapi situasi saat ini,” kata Avidar kepada stasiun radio di wilayah Tel Aviv.
“Dia benar-benar panik saat ini dan akan mencoba melakukan sesuatu yang sesuai dengan para pemimpin negara-negara tetangga. Dia tentu akan menggunakan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang berbasis di Qatar untuk menekan Gedung Putih,” tambahnya.
Eli Avidar pernah menjabat sebagai penasihat kebijakan luar negeri pada tahun 1999, dan menteri luar negeri era Ariel Sharon. Dari tahun 1999 sampai 2001, Avidar adalah kepala Kantor Perwakilan Dagang Israel di Doha. (T/RS2/R01)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)