Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan PM Ehud Barak : Israel Bisa Tidak Ada Lagi Sebelum HUT ke-80

Ali Farkhan Tsani - Senin, 9 Mei 2022 - 15:31 WIB

Senin, 9 Mei 2022 - 15:31 WIB

41 Views

Tel Aviv, MINA – Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak menyatakan keprihatinannya bahwa negara Israel akan tidak ada lagi sebelum ulang tahun ke-80 pendiriannya tahun 1948.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, Barak meramalkan skenario malapetaka dan kesuraman bagi Israel.

“Mantan PM Ehud Barak memperingatkan kutukan dekade ke-8 di Israel dan kemungkinan kematian sebelum ulang tahunnya yang ke-80,” @AJArabic Caption, seperti dilaporkan Palestine Chronicle, Ahad (8/5).

“Sepanjang sejarah Yahudi, orang-orang Yahudi tidak memerintah selama lebih dari delapan puluh tahun, kecuali di dua kerajaan Daud dan dinasti Hasmonean,” ujar Barak.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan

Dia mencatat banyak rezim, termasuk di Amerika Serikat, Italia, dan Rusia, telah mengalami kutukan dekade kedelapan, tak terkecuali Israel.

Ia menggambarkan analogi antara rezim Zionisme dengan fasisme, nazisme dan komunisme.

Sementara itu, menurut temuan jajak pendapat, 33% orang Israel telah mempertimbangkan untuk pindah dari negara itu selama setahun terakhir.

Sebanyak 66% persen responden berusia 18 dan 24 tahun mengatakan mereka telah berpikir untuk meninggalkan Israel dibandingkan dengan 53% orang Israel berusia 25 hingga 34 tahun.

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

Kekhawatiran mantan perdana menteri ultra-konservatif itu telah menimbulkan ketakutan di Israel.

Sebuah survei baru-baru ini terhadap orang dewasa muda Israel menemukan, hampir setengah dari populasi di wilayah Palestina yang diduduki tidak optimis tentang masa depan Israel, dengan lebih dari sepertiga orang berpikir ingin bermigrasi untuk pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam

Rekomendasi untuk Anda