Jerman, MINA – Jalal Talabani, mantan presiden Irak dan politikus Kurdi, telah meninggal di Jerman di usia 84 tahun.
Dia adalah presiden Irak dari tahun 2005 sampai 2014 dan seorang tokoh kunci di wilayah Kurdi di Irak, tempat para pemilih memilih opsi kemerdekaan dalam sebuah referendum yang controversial pekan lalu.
“Pemimpin kita telah meninggal di Jerman,” kata seorang pejabat dari Uni Patriotik Kurdistan (PUK), Selasa (3/10) waktu setempat, seperti dilansir Al Jazeera yang dikutip MINA, Rabu.
Seorang anggota keluarga mengatakan kesehatan Talabani telah memburuk dan dia dibawa ke Jerman, bersama dengan istri dan kedua anaknya, sebelum referendum.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Zana Said, seorang politikus Kurdi Irak, memberikan penghormatan kepada Talabani, yang ia sebut sebagai satu-satunya presiden yang wafatnya membuat orang-orang Arab, Kurdi, dan semua etnis lainnya bersedih.
Kepala negara Irak memainkan peran seremonial dan dipilih oleh anggota parlemen.
Talabani adalah salah satu tokoh paling lama menjabat dalam politik Kurdi Irak kontemporer, namun selama 40 tahun terakhir, dia menentang pemerintah berturut-turut di Baghdad.
Di antara orang-orang Kurdi, dia dikenal sebagai mam (paman) Jalal.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Kematian Talabani, setelah perjuangan puluhan tahun untuk negara bagian Kurdi, terjadi setelah 92,7% warga Kurdi Irak memilih setuju memisahkan diri dari Irak dalam referendum 25 September.
Pemungutan suara tersebut, yang ditolak dan disebut oleh pemerintah di Baghdad sebagai tindakan ilegal, telah membuat ketegangan yang mendalam mengenai hubungan antara orang Kurdi dan pemerintah pusat Irak, yang telah menghentikan penerbangan internasional ke wilayah tersebut dan mengancam tindakan lebih lanjut.
Talabani adalah seorang politikus sekaligus juru runding yang terampil, yang menghabiskan bertahun-tahun membangun jembatan antara faksi-faksi yang berselisih di negara itu, terlepas dari upayanya memperjuangkan kemerdekaan Kurdi.
Lahir pada tahun 1933 di desa pegunungan Kalkan, ia belajar hukum di Universitas Baghdad.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Pada tahun 1956, saat masih menjadi mahasiswa, dia beraktivitas di tempat persembunyian untuk menghindari penangkapan karena peran politiknya sebagai pendiri dan sekretaris jenderal Persatuan Mahasiswa Kurdistan.
Setelah lulus dari sekolah hukum pada tahun 1959, dia dipanggil untuk bertugas di tentara Irak tempat dia memimpin sebuah unit tank.
Ketika orang Kurdi menunut kemerdekaan dan bangkit melawan pemerintah Irak pada 1961, Talabani memimpin pertempuran di rumah di Irak, serta misi diplomatik ke Eropa dan tempat lain di Timur Tengah untuk mendapatkan dukungan bagi rakyatnya.
Bergabung dengan Partai Demokrat Kurdistan (PPK) pimpinan Mullah Mustafa Barzani, ayah Masoud Barzani, yang saat ini menjabat presiden Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG), Talabani turun dalam sebuah pemberontakan pertama melawan pemerintah Irak pada 1961. (T/R11/RS3)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)
http://www.aljazeera.com/news/2017/10/iraq-president-jalal-talabani-dead-171003140521896.html
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah