Gaza, 7 Rajab 1436/26 April 2015 (MINA) – Sebuah sumber Palestina mengatakan seorang mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter tengah melakukan upaya untuk menengahi perpecahan antara Fatah dan Hamas dengan bantuan Arab Saudi untuk mencapai Kesepakatan Mekah Kedua.
Sumber yang menolak disebutkan namanya tersebut mengatakan kepada kantor berita Anadolu, baru-baru ini Carter bertemu dengan para pejabat senior Saudi dan meminta mereka untuk ikut campur tangan menengahi rekonsiliasi Palestina dan disambut baik pihak Riyadh.
Sumber itu menambahkan, pimpinan Saudi menyatakan kesiapanya untuk menengahi kedua kelompok tersebut untuk mencapai Kesepakatan Mekah Kedua.
Delapan tahun lalu, 8 februari 2007 pernah dicapai “Perjanjian Mekah” antara Fatah dan Hamas di bawah mediasi Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz yang menghasilkan terbentuknya pemerintah persatuan nasional, namun seketika runtuh setelah beberapa bulan kemudian terjadi bentrokan bersenjata di antara kedua kelompok terbesar di Palestina tersebut.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Menurut sumber tersebut, sebelum memulai upaya mediasi pemimpin Saudi menginginkan jaminan yang menegaskan keseriusan dari Hamas dan Fatah dalam mencapai rekonsiliasi.
Sumber itu menambahkan, Carter sedang mencoba mendapatkan jaminan tertulis dari Hamas untuk pelaksanakan ketentuan rekonsiliasi.
Mantan Presiden Amerika Serikat tersebut juga baru-baru ini mengungkapkan telah mengunjungi Qatar dan bertemu dengan kepala biro politik Hamas, Khaled Misyal dan meminta konfirmasi keseriusan rekonsiliasi.
Sumber tersebut juga mengatakan, Jimmy Carter direncanakan akan mengunjungi Jalur Gaza pada Kamis (30/4) mendatang untuk bertemu dengan para pemimpin Hamas, dan mengadakan pembicaraan dengan mereka tentang permasalahan tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Media Israel “Yediot Ahronot” melaporkan, Jimmy Carter dan Mantan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlen Brundtland, Kamis depan akan melakukan kunjungan tiga hari ke Jalur Gaza.
Surat kabar tersebut juga mengungkapkan, otoritan penjajah Israel akan mencegah keduanya untuk masuk ke Gaza, dikarenakan dukunganya terhadap Palestina, dan hubungan mereka dengan para pemimpin Hamas.
Carter sendiri memang sering mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina dan Carter juga mengatakan bahwa tidak ada pembenaran apa pun di dunia ini terhadap apa yng dilakukan oleh Israel. (L/K01/R05)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)