Paris, MINA – Mantan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah betada di bawah penyelidikan resmi atas tuduhan menerima dana kampanye dari mendiang pemimpin Libya, Muammar Gaddafi.
Dia sedang diselidiki atas tuduhan pembiayaan kampanye gelap, penyalahgunaan dana publik Libya, dan korupsi pasif, BBC melaporkan.
Setelah ditangkap dan ditahan, ia dibebaskan pada Rabu (21/3) setelah dua hari dimintai keterangan terkait pembiayaan kampanyenya saat pemilu 2007.
Sarkozy, 63, telah membantah melakukan kesalahan apapun.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dia mengatakan, pihak Libya yang menuduhnya termotivasi dendam atas keputusannya untuk mengerahkan armada tempur Perancis selama operasi NATO yang menggulingkan Gaddafi pada 2011.
Sarkozy gagal dalam upayanya untuk kembali berkuasa pada 2012, kalah dari François Hollande.
Pada 2013, Prancis membuka penyelidikan atas dugaan bahwa kampanye Sarkozy telah menerima dana gelap jutaan euro dari Gaddafi.
Salah satu mantan menteri Sarkozy dan sekutu dekat, Brice Hortefeux, juga dilaporkan diinterogasi oleh polisi pada Selasa lalu.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sejak 2013, hakim investigasi telah menyelidiki laporan media, dan juga pernyataan putra Gaddafi, Seif al-Islam, yang mengklaim keluarganya membiayai kampanye Sarkozy.
“Sarkozy pertama-tama harus mengembalikan uang yang diambilnya dari Libya untuk membiayai kampanye elektoralnya,” kata Seif kepada jaringan Euronews pada 2011 ketika pasukan yang didukung NATO menumbangkan ayahnya dari kekuasaan. (T/R11/RS1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan