Sana’a, MINA – Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan pada Sabtu (2/12), pihaknya siap membuka pembicaraan dengan koalisi pimpinan Arab menghadapi Houthi untuk mengakhiri konflik tiga tahun.
“Saya memanggil saudara-saudara kita dan koalisi Arab untuk menghentikan agresi mereka, mengizinkan akses terhadap bantuan medis dan pertolongan, bandara terbuka dan kami akan membuka halaman baru,” kata Saleh dalam pidato di televisi.
“Kami bersumpah kepada saudara dan tetangga kita, setelah ada gencatan senjata dan blokade dicabut, kita akan mengadakan dialog langsung melalui otoritas yang sah yang diwakili oleh parlemen kita,” katanya.
Seruan Saleh terjadi di tengah pertempuran jalanan antara para loyalisnya dengan kelompok Houthi di ibu kota Sana’a. Anadolu Agency melaporkan.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Slaeh mantan presiden yang memerintah Yaman selama lebih dari tiga dekade dan dipaksa untuk mengundurkan diri pada 2012 oleh demonstrasi jalanan, meminta orang-orang Yaman untuk bangkit melawan Houthi.
“Saya memanggil orang-orang kita dan angkatan bersenjata di Yaman untuk bangkit membela revolusi, republik, persatuan dan kebebasan melawan unsur-unsur yang merebut kekayaan rakyat,” katanya.
Dia juga menuduh Houthi “meneror” warga sipil.
“Negara kita berada di bawah agresi dan Houthi adalah penyebab agresi ini karena praktik mereka,” katanya.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Koalisi Arab yang dipimpin Arab juga mendukung seruan Saleh, menurut sebuah pernyataan yang dirilis Badan Pers Saudi Saudi.
Koalisi tersebut mengatakan bahwa pihaknya memantau secara ketat situasi di lapangan.
Sementara itu, Wakil Presiden Yaman Ali Ali Mohsen al-Ahmar juga menyerukan “membuka halaman baru dan solidaritas sosial” dalam memerangi Houthi, menurut sebuah laporan kantor berita Yaman, SABA.
Dia mengatakan bahwa dia menyambut “kebangkitan hati-hati” di kalangan publik melawan pemberontak Houthi.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Loyalis Houthis dan Saleh bersama-sama menguasai Sana’a dan sebagian besar negara pada tahun 2014, memaksa pemerintah Abdurrahman Mansour Hadi yang diakui secara internasional melarikan diri ke Arab Saudi.
Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutunya Arab melancarkan serangan udara besar-besaran menggempur militer Houthi dan menopang pemerintah Yaman.
Konflik itu, telah menelan lebih dari 10.000 jiwa dan memicu apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan