Mantan Presiden Yaman Buka Pembicaraan dengan Blok Saudi

Mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. (Foto: AP)

Sana’a, MINA  – Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengatakan pada Sabtu (2/12), pihaknya siap membuka pembicaraan dengan koalisi pimpinan Arab menghadapi untuk mengakhiri konflik tiga tahun.

“Saya memanggil saudara-saudara kita dan koalisi Arab untuk menghentikan agresi mereka, mengizinkan akses terhadap bantuan medis dan pertolongan, bandara terbuka dan kami akan membuka halaman baru,” kata Saleh dalam pidato di televisi.

“Kami bersumpah kepada saudara dan tetangga kita, setelah ada dan blokade dicabut, kita akan mengadakan langsung melalui otoritas yang sah yang diwakili oleh parlemen kita,” katanya.

Seruan Saleh terjadi di tengah pertempuran jalanan antara para loyalisnya dengan kelompok Houthi di ibu kota Sana’a. Anadolu Agency melaporkan.

Baca Juga:  Al-QAIDA BUNUH TIGA MATA-MATA DI YAMAN

Slaeh mantan presiden yang memerintah Yaman selama lebih dari tiga dekade dan dipaksa untuk mengundurkan diri pada 2012 oleh demonstrasi jalanan, meminta orang-orang Yaman untuk bangkit melawan Houthi.

“Saya memanggil orang-orang kita dan angkatan bersenjata di Yaman untuk bangkit membela revolusi, republik, persatuan dan kebebasan melawan unsur-unsur yang merebut kekayaan rakyat,” katanya.

Dia juga menuduh Houthi “meneror” warga sipil.

“Negara kita berada di bawah agresi dan Houthi adalah penyebab agresi ini karena praktik mereka,” katanya.

Koalisi Arab yang dipimpin Arab juga mendukung seruan Saleh, menurut sebuah pernyataan yang dirilis Badan Pers Saudi.

Koalisi tersebut mengatakan bahwa pihaknya memantau secara ketat situasi di lapangan.

Baca Juga:  Kementerian Haji Saudi Beri Pelayanan Bagi 7 Juta Jamaah Umrah pada 2022

Sementara itu, Wakil Presiden Yaman Ali Ali Mohsen al-Ahmar juga menyerukan “membuka halaman baru dan solidaritas sosial” dalam memerangi Houthi, menurut sebuah laporan kantor berita Yaman, SABA.

Dia mengatakan bahwa dia menyambut “kebangkitan hati-hati” di kalangan publik melawan pemberontak Houthi.

Loyalis Houthis dan Saleh bersama-sama menguasai Sana’a dan sebagian besar negara pada tahun 2014, memaksa pemerintah Abdurrahman Mansour Hadi yang diakui secara internasional melarikan diri ke .

Pada tahun 2015, Arab Saudi dan sekutunya Arab melancarkan serangan udara besar-besaran menggempur militer Houthi dan menopang pemerintah Yaman.

Konflik itu, telah menelan lebih dari 10.000 jiwa dan memicu apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai terburuk di dunia. (T/RS2/P1)

Baca Juga:  MUFTI AL-AZHAR: HOUTHI PENYEBAB KEKACAUAN YAMAN

Mi’raj News Agency (MINA)