Jakarta, MINA – Haris Amir Falah penulis buku dengan judul “Hijrah Dari Radikal Menuju Moderat” membedah bukunya di Al-Markaz Ruko D’East, Condet, Jakarta Timur, Kamis (20/2).
“Meski sempat banyak pro kontra atas proses hijrah tersebut, namun banyak pihak yang memberikan apresiasi atas langkah kami,” kata Haris Amir Falah yang juga Ketua Dewan Pembina Lembaga Dakwah Thoriquna saat presentasi bukunya.
Ia mengungkapkan, saat terpapar radikal sejak tingkat SMA, pada 1983 terlahir dari keluarga Nahdatul Ulama (NU) sampai tidak bisa melestarikan budaya-budaya keislaman seperti yang dijalankan keluarga.
“Pengalaman pribadi terkait awal mula mempunyai pemahaman radikalisme saat masih sekolah di SMAN 46 Jakarta, hingga terjerumus ke dalam lingkaran terorisme,” kata Haris.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Ia mengharapkan, buku yang diterbitkan tersebut dapat dibaca oleh seluruh anak muda di Indonesia agar menjadikan pelajaran dan mampu mendeteksi seseorang, kelompok yang memiliki pemikiran radikal.
Menurutnya, pemicu teror yaitu dari paham pemikiran radikal. “Dan di buku saya tulis pengalaman pribadi saat mempunyai paham radikalis, ini merupakan rekam jejak perjalanan saya, buku ini menjadi sumbangsih untuk NKRI,” ujar Haris.
Ia menambahkan, pro dan kontra buku ini mengingat kalau telusuri riwayat dalam perjalanan menjadi pelaku terorisme sangat panjang. Namun dengan buku ini membuktikan keseriusannya untuk kembali dari radikal ke moderat.
Kata pengantar buku tersebut disampaikan Imam Besar Istiqlal KH Nasaruddin Umar dan Cendekiawan Muslim Moderat Prof Azyumardi Azra. (L/R4/R1)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan