Oleh: Usamah Ali AM, Asatidz di PKBM Kuttab Cimahi, Bandung, Jabar
Allah berfirman di dalam Surat At-Tiin ayat 4:
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ
Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara makhluk lainnya. Paling tidak ada empat keistimewaan kesempurnaan manusia yang Allah berikan, yaitu : akal, agama, rasa malu, dan amal salih.
Baca Juga: Urgensi Jihad Ma’rifi dalam Pembebasan Masjidil Aqsa
Dengan keempat keutamaan itu manusia bisa menjadi makhluk yang mulia melebihi kemuliaan Malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu.
Namun empat perkara itu bisa dihilangkan oleh empat perkara lain pula, seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebutkan, “Ada empat perkara sebagai mutiara manusia yang dapat dihilangkan dengan empat perkara lain: akal dihilangkan oleh marah, agama dihilangkan oleh hasud, malu dihilangkan oleh tamak, dan amal salih dihilangkan oleh menggunjing.”
Lalu apa tujuan manusia diciptakan? Sedikitnya ada tiga tujuan mengapa manusia diciptakan:
- Untuk beribadah kepada Allah
Tujuan pertama dan paling utama mengapa Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah semata. Seperti disebutkan dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56:
Baca Juga: Pemuda dan Tanggung Jawab Pembebasan Al-Aqsa
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Ayat tersebut mengemukakan bahwa manusia dan jin, Allah ciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Bukan sekedar tidur, kerja, main, makan, minum, atau bahkan bermalas-malasan.
Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menafsirkan ayat ini dengan keterangan “bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau perintah.”
- Untuk menjadi khalifah di muka bumi
Tujuan penciptaan manusia berikutnya adalah sebagai pengurus bumi dan seluruh isinya. Istilah khalifah disematkan kepada mereka yang mau dan mampun mengurus kesejahteraan bumi dan seluruh isinya.
Baca Juga: Zionis Pencipta Doktrin Antisemitisme
Hal ini Allah sebutkan di dalam surat Al-Baqarah ayat 30:
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalīfah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Ayat tersebut menceritakan ketika Allah menciptakan manusia pertama kali yaitu Nabi Adam dan memberitahukannya kepada para Malaikat untuk menjadi Khalifah di muka bumi.
Manusia diberi derajat yang tinggi dan mulia oleh Allah untuk mengelola semua potensi yang ada di bumi.
Baca Juga: Kehidupan Berjama’ah Berimamah, Kunci Optimalisasi Pengamalan Syariat Islam
Tujuan manusia diciptakan sebagai Khalifah di bumi juga Allah tuangkan dalam QS. Al An’am ayat 165 yang berbunyi:
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Pada Surat Al-Ahzab ayat 72, juga disebutkan,
اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh”.
Baca Juga: Menelusuri Hadis-Hadis Akhir Zaman, Suriah, Dajjal, dan Al-Aqsa
Allah memberitahu bahwa amanah Khalifah di bumi adalah sesuatu yang besar dan mulia. Langit, bumi, dan gunung-gunung sudah pernah ditawarkan untuk mengemban amanah ini. Namun mereka menolaknya karena khawatir tidak bisa memikul amanah tersebut dengan maksimal.
Amanah tersebut sudah Allah tetapkan kepada manusia. Maka jangan sampai manusia mengkhianati amanah, baik amanah dari Allah dan Rasul-Nya atau amanah dari sesama manusia.
- Agar manusia mengetahui kebesaran Allah.
Termasuk tujuan penciptaan manusia adalah agar manusia senantiasa mengetahui kebesaran dan keagungan Allah yang tersebar di seluruh alam. Di laut, di darat, pada hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan di langit dan di bumi itu sendiri.
Hal ini telah Allah jelaskan dalam Surat Ath-Thalaq ayat 12 :
Baca Juga: Ukhuwah, Teras Kehidupan Berjama’ah yang Membawa Berkah
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا
Artinya: “Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Untuk itu marilah kita perbaiki ibadah kita, terutama shalat kita, baik dari kekhusyu’annya, intensitasnya, hingga berjama’ah di masjidnya.
Mari kita perbaiki juga tilawah Al-Quran kita, baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Marilah juga kita terus mengingat Allah di manapun dan kapanpun. Baik itu di rumah, di jalan, di masjid, sebelum makan, setelah makan, setelah shalat, hingga sebelum masuk dan setelah keluar kamar mandi, dst.
Insya-Allah dengan kita memperbaiki ibadah kita, Allah akan memperlihatkan kebesaran-Nya dengan memberikan kesejahteraan kepada kita. Aamiin Allaahumma Aamiin. (A/Usa/RS2)
Baca Juga: Mencetak Generasi Pecinta Shalat di Awal Waktu
Mi’raj News Agency (MINA)