Kuala Lumpur, MINA – Muslim di seluruh dunia perlu bangkit melawan pernyataan terbuka para biksu, dan pemimpin kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Narendra Modi yang menyerukan pembersihan etnis dan Muslim di India.
“Kami mendesak semua negara Muslim di OKI untuk tidak tinggal diam dan harus bertindak menekan pemerintah BJP India menghentikan kebijakan kekerasan India terhadap Muslim dan minoritas lainnya,” kata Presiden Majelis Perundingan Islam Malaysia (MAPIM) Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan yang diterima MINA, Ahad (26/12).
Menurutnya, ini adalah deklarasi yang sangat berbahaya dan akan mengundang bentrokan komunal berdarah antara Hindu dan Muslim.
MAPIM mengatakan, kampanye dan ujaran kebencian terhadap Muslim dan minoritas lainnya, kini sedang marak di India, dan sayangnya tidak ada tindakan dari pihak berwenang India.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Pidato dan slogan kebencian terhadap Muslim tidak hanya melanggar konstitusi dan hukum India, tetapi juga akan memicu ketegangan di antara rakyat India,” jelasnya.
Seruan untuk membunuh dan menyerang tempat ibadah minoritas, diserukan oleh beberapa pembicara pada pertemuan puncak yang berlangsung selama tiga hari pada 17-19 Desember 2021 di kota Haridwar, yang diselenggarakan oleh Yati Narsinghanand, seorang tokoh Hindutva yang kontroversial.
Pidato-pidato berapi-api para pemimpin Hindu pada rapat umum bertajuk Dharma Sansad di kota Haridwar pada saat itu jelas-jelas ingin melakukan kejahatan genosida.
MAPIM menilai, tampaknya pemerintah India di bawah BJP memberikan ruang bagi umat Hindu yang berideologi Hindutva (supremasi Hindu), melakukan tindakan kriminal terhadap umat Islam, dan minoritas tanpa hukuman atas nama pemberantasan teroris di kalangan komunitas Muslim.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Kami menganggap serius perkembangan ini di India. Pemerintah BJP dekat dengan RSS group yang merupakan kelompok yang menggunakan sentimen supremasi Hindu untuk melancarkan serangan terhadap umat Islam di India,” katanya.
Dalam sebuah video yang beredar tokoh Hindutva itu mengatakan,”……Perang melawan umat Islam bisa dimenangkan oleh mereka yang memiliki senjata lebih baik,” kata Yati Nasinghanand di depan hadirin yang bersorak.
Pembicara lain, Sadhvi Annapurna, Sekretaris Jenderal Hindu Mahasabha secara terbuka menyerukan pembantaian umat Islam untuk diluncurkan.
“Tidak ada yang tidak mungkin tanpa senjata. Jika Anda ingin memusnahkan populasi mereka maka bunuhlah mereka. Bersiaplah untuk membunuh dan bersiap-siap untuk masuk penjara. Jika 100 dari kita bersedia membunuh 20 lakh (ratusan ribu) dari mereka, kita akan berhasil, dan masuk penjara,” kata Sadhvi Annapurna.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
MAPIM secara tegas mengutuk sikap dan kebijakan jahat RSS group di bawah naungan pemerintah BJP yang ingin melenyapkan dengan membunuh seluruh umat Islam di tanah air.
“Jelas, proklamasi oleh pembicara lain pada acara peluncuran pembantaian umat Islam, tidak boleh dianggap enteng,” kata Azmi.
Partisipasi para pemimpin BJP penguasa India yang hadir pada acara tersebut secara umum dipandang sebagai tanda dorongan dan pengakuan pemerintah India terhadap acara di Haridwar.
MAPIM menilai, karena hal itulah sebabnya setelah lebih dari seminggu pemimpin nasionalis Hindu yang tercatat menyatakan akan membunuh Muslim, polisi tidak mengambil tindakan terhadap mereka yang berbicara dalam rapat umum tersebut.
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
“Mereka ingin meniru pengusiran Muslim Rohingya dari Myanmar oleh rezim militer, dan menyerukan agar kebijakan yang sama diterapkan di India untuk memungkinkan upaya pembersihan etnis Muslim di India,” jelas Presiden MAPIM itu.
Bahkan prasangka dan permusuhan terhadap umat Islam telah terwujud sejak peristiwa penyerangan dan penghancuran Masjid Babri di Ayudhya pada tahun 1992 serangan di Gujurat 2002, di Assam 2021, mengutip Undang-Undang Diskriminasi terhadap Muslim 2019, insiden penyerangan yang meluas terhadap umat Islam tanpa alasan (hukuman mati tanpa pengadilan), menuduh Muslim “cinta jihad” dan “jihad korona” sebagai alasan untuk menyerang Muslim.
“Kami ingatkan umat Islam tidak akan tinggal diam jika slogan membunuh umat Islam di India dilancarkan,” ujar Presiden MAPIM.
“Kami menyerukan kepada mereka yang menghormati hak-hak minoritas, keadilan dan harmoni untuk bangkit mengutuk dan berkampanye untuk memboikot India terhadap agenda rasis pemerintah BJP saat ini,” tambahnya. (T/R6/P1)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS
Mi’raj News Agency (MINA)