Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Marhaban Ramadhan” Selamat Datang Tamu Agung

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 11 Mei 2018 - 09:42 WIB

Jumat, 11 Mei 2018 - 09:42 WIB

16 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Miraj News Agency (MINA)

Jika kita akan kehadiran tamu penting, seperti pejabat, tentu kita akan mempersiapkan layanan sebaik mungkin. Mulai dari hidangan, penampilan, tempat dan sebagainya.

Apalagi kalau itu adalah tamu agung, setingkat presiden. Wah, ini tamu VVIP harus super penyambutannya. Jangan ada celah dan cela sedikit pun. Kalau tidak mau malu nantinya.

Apatah lagi ini tamu nan agung, bukan hanya agung, tapi sangat agung, atau bahkan paling agung.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Di penghujung Sya’ban ini, detik-detik menjelang hadirnya bulan suci Ramadhan, tamu agung itu. Diiringi lantunan Surat Al-Isra oleh para penghafal Al-Quran dalam Aksi Bela Baitul Maqdis, di kawasan Monas Jakarta, Jumat berkah 15 mei 2018.

Maka, layaknya menyambut tamu agung nan mulia, kita pun berupaya menghormati kedatangannya dengan jiwa senang, bahagia bercampur penuh harap akan keutamaannya.

Maka, kita pun mengucapkan “Marhaban Yaa Ramadhan” atau juga “Ahlan wa sahlan yaa Marhaban”.

Marhaban” dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai “kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang)”. Ia sama dengan “ahlan wa sahlan” yang juga dalam kamus tersebut diartikan “selamat datang”.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Asalnya, ahlan terambil dari kata ahl yang berarti “keluarga”, sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti “mudah” atau “dataran rendah” karena mudah dilalui.

Jadi, makna ahlan wa sahlan, adalah ungkapan selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat yaitu, “(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah.”

Marhaban terambil dari kata rahb yang berarti “luas” atau “lapang”. Sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.

Dari akar kata yang sama dengan “marhaban”, terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan”.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Marhaban ya Ramadhan berarti “Selamat datang Ramadhan” mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya mengganggu ketenangan atau suasana nyaman kita.

Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah dengan penuh keberkahan.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Artinya : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Ath-Thabrani).

Pada hadis lain disebutkan,

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كَتَبَ اللّهُ عَلَيْكُمْ صِيَا مُهُ فِيْهِ تُفْتَحُ اَبْوَابَ الجِنَانِ وَتُغْلَقُ اَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ  فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُ هَا فَقَدْ حُرِمَ

Artinya : “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu setan-setan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan.” (HR.  Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi, dari Abu Hurairah).

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Itulah, tamu agung nan mulia, bulan suci Ramadhan, bulan diwajibkannya shaum (puasa) Ramadhan sebulan penuh bagi orang-orang beriman.

Akhirnya, kita ucapkan, “Ahlan wa sahlan wa marhaban Yaa ramadhan,” sambil mempersiapkan diri sebaik-baiknya menjalankan amal ibadah di dalamnya. Aamiin. (A/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia