HARI-HARI ini kita sedang menjalani kehidupan pada bulan Sya’ban. Beberapa hari lagi kita pun akan memasuki bulan suci Ramadhan, insya-Allah. Bulan Ramadhan merupakan bulan mulia, bulan penuh keberkahan dan bulan penuh ampunan Allah.
Layaknya menyambut tamu agung nan mulia, kita sebagai orang beriman tentu menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan hati lapang gembira, jiwa senang, bahagia bercampur penuh harap akan keutamaannya. Maka, kita pun akan mengucapkan “Marhaban Ya Ramadhan, selamat datang Ramadhan”.
Marhaban dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maknanya “kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu , yang berarti selamat datang.”
Marhaban dari kata “rahb” yang berarti luas atau lapang. Marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.
Baca Juga: Mengapa Israel Ingin Kuasai Jenin?
Marhaban juga terbentuk dari kata “rahbat” yang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan”.
Dengan demikian, Marhaban yaa Ramadhan berarti “Selamat datang Ramadhan” mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya mengganggu ketenangan atau suasana nyaman kita.
Mengenai penyambutan Ramadhan ini, disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ
Baca Juga: Erdogan, Palestina, dan Kesatuan Dunia Islam
Artinya : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (H.R. Ath-Thabrani).
Marhaban ya Ramadhan, itulah, tamu agung nan mulia, bulan suci Ramadhan, bulan diwajibkannya berpuasa Ramadhan bagi orang-orang beriman.
Sebagaimana firman-Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُ
Baca Juga: Mehter, Gema Lagu Penyemangat Militer Tertua di Meja Diplomasi Indonesia
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183).
Marhaban Ya Ramadhan, marilah kita persiapkan jiwa kita, fisik dan mental kita, untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Kita persiapkan juga amaliyah harian kita, mulai dari membiasakan bertadarus Al-Quran setiap hari, meningkatkan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa sunnah dan shalat sunnah, kegemeran berinafak, bersedekah, dan berbagai perbuatan baik lainnya.
Sebagai Pengurus Masjid/Musholla. kita persiapkan juga agenda-agenda yang akan kita laksanakan sepanjang bulan Ramadhan. Mulai dari jadwal imam dan pemberi tausiyah kuliah tarawih, kuliah Subuh, Kuliah Dhuha, hingga kultum menjelang buka puasa bersama.
Lebih penting lagi adalah marilah kita mulai membiasakan melapangkan jiwa untuk memaafkan orang lain, mendoakan kebaikan sesama, menyisihkan sebagian harta untuk jalan Allah dan untuk mereka yang memerlukan.
Baca Juga: Manajemen Risiko dalam Bantuan Kemanusiaan
Pada bulan Sya’ban ini pula,marilah kita meningkatkan dakwah dan perjuangan menegakkan kalimah Allah, menulis dan menebarkan kebaikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Termasuk terus menyuarakan perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
Marhaban ya ramadhan, teriring doa, “Ya Allah, sampaikanlah kami hingga pada bulan Ramadhan”. Aamiin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Urgensi Hidup Berjamaah dalam Islam