Oleh : Taufiqurrahman, Lc
Selamat datang tamuku yang mulia, Ramadhan
Suatu kemuliaan dan kebahagiaan bisa bersua denganmu
Terus terang sudah lama kunanti kehadiranmu
Baca Juga: Pelanggaran Zionis terhadap Konvensi Jenewa
Dalam doa kupanjatkan, “Semoga Allah pertemukanku denganmu,”
Silakan masuk ke dalam hari-hariku
Nikmatilah hidangan iman dan amal yang kusajikan untukmu
Kusiapkan puasa, qiyamullail, tilawah dan amal ibadahku lainnya
Baca Juga: Masjidil Aqsa, Lambang Kehormatan Umat Islam yang Terluka
Sampaikan syukurku kepada Yang Mengutusmu
Kutitipkan amal ibadah ini untuk-Nya
Semoga Dia menerima persembahanku
Marhaban Yaa Ramadhan. Selamat datang bulan yang mulia. Bulan penuh rahmat dan maghfirah. Bulan yang satu malam lailatul qadri di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Bulan pelipat ganda pahala. Dan banyak lagi keutamaan yang Allah berikan untuk hamba-Nya di bulan suci ini.
Baca Juga: Zionis Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Genosida, Dunia Tak Berdaya
عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ».
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan penuh berkah, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa padanya, di dalamnya dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka,dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan”.Hadits riwayat An Nasai, dinyatakan shahih lighairi di dalam kitab Shahih At Targhib wa At Tarhib.
Maka sepantasnya kita sambut kedatangan Ramadhan dengan penuh suka cita. Kita siapkan jiwa, pikiran dan raga dengan sebaik-baikya demi menyambutnya. Agar segala keutamaan yang Allah titipkan padanya dapat kira raih.
(( قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ )) (يونس 58)
Baca Juga: Pesan Surah As-Syuraa: Persatuan Bukti Keimanan, Perpecahan Bukti Kemusyrikan
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS Yunus : 58)
Karena itulah, para salafusshalih berharap-harap berjumpa kembali dengan Ramadhan. “Mereka (salafussalih) berdo’a kepada Allah selama enam bulan agar dapat menjumpai Ramadhan. Dan berdo’a selama enam bulan agar amalan yang telah mereka kerjakan diterima oleh-Nya,” tutur Mu’alla bin Fadhl seperti dikutip Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif al Ma’arif.
Dan ini diantara doa Ramadhan seperti diucapkan Yahya bin Abu Katsir :
“اللهم سلمنا إلى رمضان، وسلم لنا رمضان، وتسلمه منا متقبلا”
‘Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku.” (Hilyatul Auliya)
Baca Juga: Bacalah: Perintah Ilahi yang Mengubah Dunia
Maka sebagai wujud rasa syukur dan bahagia kita bersua dengannya mari siapkan hidangan terbaik, mengisi hari-hari Ramadhan dengan berbagai program amal ibadah yang terencana. Siapkan rancangan agenda kegiatan selama Ramadhan berikut target yang ingin kita capai. Perencanaan yang baik insyaAllah akan mengantarkan kebahagiaan kita berbuah keberkahan berupa ampunan dan rahmat-Nya.
Urgensi Agenda Ramadhan
Banyak diantara kita yang Ramadhan berlalu namun tidak meraih segala keutamaannya karena tidak menyiapkan agenda khusus mengisi bulan yang mulia ini. Akibatnya justru kita tersibukkan oleh aktifitas yang sia-sia, urusan duniawi semata atau bahkan cenderung pada kemaksiatan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : ” رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ صَوْمِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ وَالنَّصَبُ “(رواه ابن ماجه)
Baca Juga: Tiga Godaan Lelaki: Ujian Harta, Fitnah Wanita, dan Ambisi Takhta
“Dari Abi Hurairah radliallahu’anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja. Dan berapa banyak orang yang sholat malam tiada bagian untuknya kecuali begadang dan kepayahan’ (HR. Ibnu Majah)
Untuk itu kita sangat perlu merencanakan program tarbiyah dzatiyah (pembinaan diri) di bulan Ramadhan. Selain agar hari-hari kita tidak terisi dengan aktifitas laghou, agenda ini bertujuan agar segala aktifitas ibadah yang sudah direncanakan membentuk satu bentuk kebiasaan bahkan karakter positif paska Ramadhan. Sehingga bulan tempaan ini benar-benar memberikan dampak perubahan besar dalam kehidupan kita.
Agenda demikian sebenarnya tidak hanya berlaku bagi individu melainkan juga komunitas. Meski program khusus Ramadhan telah banyak dilakukan oleh komunitas jama’ah masjid namun sebagai individu hendaknya kita tidak mencukupkan diri dengan program masjid. Sebab biasanya program masjid hanya terbatas pada tarawih, kultum dan tilawah berjama’ah. Sedangkan kita lebih sering beraktifitas di luar masjid.
Setidaknya ada tiga bidang perbaikan yang perlu kita bangun melalui program tarbiyah Ramadhan. Yakni bidang ibadah (program ibadah), keilmuan (program ilmiyah/fikriyah) serta sosial (ijtima’iyah). Penekanan pada ketiga hal ini dapat kita temukan pada kandungan surat Al ‘Ashr yang mencakup keimanan, amal shalih dan dakwah / ijtima’iyah.
Baca Juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Sesuai Syariat, Ini Panduan Lengkapnya
Peningkatan iman berarti pembinaan yang bermula pada tarbiyah fikriyah, ruhiyah dan amaliyah. Sebab keimanan sebagai satu keyakinan selalu bermula dari ilmu untuk kemudian melahirkan satu amalan. Jika amalan ini dilakukan dalam satu periode tertentu secara terus menerus akan melahirkan satu kebiasaan dan ketika berlangsung begitu lama akan membentuk karakter.
Namun menjaga keistiqomahan dalam memegang teguh keyakinan dan mengamalkannya bukanlah hal mudah. Untuk itu kita perlu dukungan dari orang lain dalam bentuk nasehat ataupun lainnya. Kita juga harus dapat memberikan warna kebaikan yang sudah kita lakukan untuk orang lain. Jika suasana demikian terbangun dengan baik maka itu merupakan modal sosial bagi kita.
Ramadhan sendiri sebenarnya bukan saja momen untuk meningkatkan ibadah. Dalam Ramadhan kita juga terdidik untuk menjadi manusia dengan kesadaran sosial tinggi. Rasa lapar dan haus selama berpuasa mengajarkan kita rasa simpati dan empati terhadap warga fakir miskin yang seringkali merasakan kelaparan. Begitu juga perintah meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta bertujuan menjaga hubungan sosial kita.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّٰهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه (رواه البخاري)
Baca Juga: Doa untuk Orang Haji dan Umroh Agar Mendapat Haji Mabrur
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh pada usaha dirinya dalam meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari)
Ketiga aspek di atas sulit terwujud jika kita tidak menyadari terlebih dahulu untuk kemudian kita rencanakan dalam suatu program khusus. Untuk itulah membuatkan agenda tarbiyah dzatiyah Ramadhan merupakan kebutuhan utama dalam mewujudkannya.
Buatlah agenda Ramadhan
Setidakanya ada tiga hal yang perlu kita perhatikan dalam membuat agenda Ramadhan
Baca Juga: Silaturahim vs Silaturahmi: Apa Bedanya Menurut Syariat?
- Tentukan target
Sebelum menentukan target, sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu aktifitas apa saja yang akan kita lakukan pada ketiga aspek di atas. Pada aspek ibadah, program ibadah yang kita lakukan misalnya shalat berjama’ah di masjid tepat waktu berikut rawatibnya selama Ramadhan. Pada aspek fikriyah, misalnya membaca, menghadiri kajian, menyaksikan atau mendengarkan kajian melalui video dan lainnya. Sedangkan dalam program ijtima’iyah diantara aktifitasnya bersedekah, silaturahim dan lainnya.
Kemudian kita tentukan target yang akan kita capai. Pada aspek ibadah misalnya berapa kali qiyamullail yang kita targetkan?. Pada aspek fikriyah, buku apa saja yang akan kita baca selama Ramadhan?. Pada aspek ijtima’iyah, siapa saja yang akan kita kunjungi?.
- Buatlah jadwal
Setelah menentukan aktifitas dan targetnya, kita tuangkan ke dalam jadwal harian dalam bentuk tabel yang berisi waktu, jenis aktifitas, target serta kolom checklist. Jadwal tersebut sebaiknya kita pasang di dinding kamar tidur agar senantiasa terlihat dan dapat kita evaluasi pelaksanaanya dengan mudah.
- Evaluasi dan muhasabah
Jangan lupa untuk rutin mengevaluasi seluruh aktifitas harian yang tercatat dalam jadwal. Evaluasi dapat kita lakukan menjelang tidur untuk kemudian bermuhasabah sejauh mana kita dapat menerapkan target harian yang ingin kita capai.
Baca Juga: Keutamaan Haji: Pahala dan Kedudukan Mulia di Sisi Allah
Merencanakan program tarbiyah dan membuat target pencapaiannya selalu lebih baik dibanding tidak ada perencanaan atau target apapun. Meski mungkin target yang kita tentukan tidak tercapai. Sebab dengan menentukan target kita terdorong untuk setidaknya bisa meraih sebagian saja darinya. Waffaqonallah wa iyyakum.
(Taufiq/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)