Oleh: Siti Aisyah, Wartawan MINA
Memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadan, banyak umat Islam yang mulai berlomba-lomba untuk beribadah dan beritikaf di masjid. Di mana pada hari-hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menganjurkan umatnya untuk menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan, karena di malam-malam tersebut terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Hal ini seperti sabda Rasulullah, “Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Imam Bukhari).
Menurut para ulama, hikmah disembunyikannya malam Lailatul Qadar adalah agar kita berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah pada setiap malam, memperbanyak doa dan zikir sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para ulama salaf yang shaleh.
Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil
Dalam sebuah riwayat lainnya, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Hadis di atas menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis itu juga menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya.
Dalam riwayat an-Nasa’i dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah SAW membaca Alquran atau shalat sepanjang malam sampai pagi selain bulan Ramadhan.”
Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak
Malam 10 hari terakhir Ramadan merupakan momen terbaik untuk memperbanyak ibadah demi meraih ampunan dan ridha Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menghidupkan seluruh malamnya dengan qiyam, tilawatul Quran, berdoa dan berzikir dengan hati, lisan, dan anggota badan karena mulianya malam-malam ini untuk menanti Lailatul Qadar.
Adapun doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam ketika kita berada di malam kemuliaan tersebut yaitu doa:
اللَّهُمَّإِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako
“Ya Allah… sesungguhnya Engkau ialah Zat yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia dan senang memberi ampun, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi no.3513 dan Ibnu Majah no. 3850).
Semua hari di bulan Ramadan adalah istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.
Semoga kita dapat lebih bersemangat dalam beribadah untuk mengejar malam lailatul qadar di bulan ramadhan tahun ini dengan memperbanyak amalan ibadah kita, yakni dengan tilawatul Quran, berzikir dan berdoa agar mendapat ampunan dan ridha Allah Subhanahu wa ta’ala. Mari kita mengejar amalan terbaik di 10 malam terakhir Ramadan. (A/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing