Rabat, MINA – Juru Bicara Pemerintah Maroko, Mustapha Al-Khalfi, pada Kamis (31/1), membantah laporan baru-baru ini, yang mengklaim negara Afrika Utara itu mengharapkan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di ibukota Maroko, Rabat, Al-Khalfi menolak untuk menjawab pertanyaan tentang “dugaan kunjungan” oleh Netanyahu dan menggambarkan berita itu sebagai “rumor, demikian MEMO melaporkan.
Pada hari Senin (28/1), koalisi anti-normalisasi Maroko mengecam sebuah laporan The Times of Israel , yang menyatakan ada “kemungkinan” kunjungan Netanyahu ke Maroko pada akhir Maret.
Puluhan warga Maroko berdemonstrasi, menentang ndengan Israel, di depan parlemen, sebagai protes atas berita tersebut.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Pemerintah Maroko telah berulang kali mengkonfirmasi dalam pernyataan sebelumnya, Rabat tidak memiliki hubungan politik atau komersial resmi dengan Israel.
Kecuali Yordania dan Mesir, yang telah menandatangani perjanjian damai dengan negara pendudukan, tidak ada negara Arab yang menjalin hubungan politik, ekonomi, atau budaya dengan negara Israel.
Sementara itu Israel telah melakukan upaya normalisasi besar dalam beberapa bulan terakhir, yakni Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya mengunjungi negara-negara Teluk termasuk Oman, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA).
Meskipun Israel dan sekutu utamanya, AS tertarik untuk menggambarkan upaya-upaya ini sebagai langkah positif menuju integrasi Israel ke wilayah tersebut, banyak yang menentang inisiatif tersebut. (T/Ast/P1)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)