Rabat, MINA – Maroko secara resmi mengajukan penawarannya untuk bergabung dengan aliansi ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
Maroko bergabung dengan negara-negara lain seperti Indonesia, Arab Saudi, dan Mesir, yang juga bersaing untuk mendapatkan tempat dalam aliansi ekonomi. WION News melaporkan, Selasa (15/8).
Pengajuan terjadi menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pekan depan di Afrika Selatan.
KTT mendatang akan mempertemukan sekitar 60 kepala negara dan akan menetapkan standar ekspansi untuk kemungkinan anggota baru BRICS.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ucapkan Selamat kepada Bangsa atas Kemenangannya
Keputusan akhir tentang negara mana yang akan bergabung dalam pengelompokan mungkin akan ditangguhkan.
Duta Besar BRICS Afrika Selatan, Anil Sooklal menyatakan, fokus KTT yang akan datang adalah mempromosikan mata uang lokal di dalam blok tersebut.
“Perdagangan dalam mata uang lokal jelas menjadi agenda,” katanya.
“Tidak ada agenda de-dolarisasi dalam agenda BRICS. Dolar akan tetap menjadi mata uang global terkemuka; itu sudah pasti,” lanjutnya.
Baca Juga: Didukung Trump, Netanyahu Kembali Berupaya Tunda Sidang Kasus Korupsinya
Dia mengatakan, BRICS bukanlah lawan dari Barat atau G7.
Sebaliknya, dia mengatakan aliansi tersebut bertujuan untuk “memajukan agenda Global South dan membangun arsitektur global yang lebih inklusif, representatif, dan adil.”
Menurut diplomat top Afrika Selatan yang bertanggung jawab atas hubungan dengan blok tersebut, lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan kelompok negara BRICS.
Negara-negara yang menyatakan minat termasuk Aljazair, Argentina, Iran, Uni Emirat Arab, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon, dan Kazakhstan.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Dekat Tel Aviv Hancurkan Sejumlah Bangunan
BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, menyumbang lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar 26 persen ekonomi global. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KTT Eropa Serukan Gencatan Senjata Segera di Gaza