Rabat, MINA – Pemerintah Maroko bergabung dengan negara-negara lainnya mengutuk Perancis karena penerbitan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad baru-baru ini.
“Tindakan semacam itu mencerminkan bahwa pelakunya kurang dewasa,” tegas Kementerian Luar Negeri Maroko dalam sebuah pernyataan, demikian Anadolu Agency melaporkan, Senin (26/10).
Menurut Kemenlu Maroko, kebebasan berekspresi tidak dapat dijadikan dalih atas serangan dan provokasi terhadap Islam.
Sementara itu, warga Maroko terus mendukung boikot produk Perancis yang diluncurkan melalui kampanye media sosial di seluruh negeri.
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Perancis Emmanuel Macron telah menyerang Islam dan komunitas Muslim, bahkan menuding Muslim sebagai “gerakan separatisme.”
Macron bahkan menyebut Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”.
Komentar itu dilontarkan sehubungan langkah provokatif Charlie Hebdo, majalah satire Perancis, yang menerbitkan karikatur anti-Islam.
Awal tahun ini, mereka menerbitkan ulang karikatur yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten yang kemudian memicu gelombang protes. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 10.000 Warga Israel Bermigrasi ke Kanada Sejak Awal Tahun Ini