Rabat, 8 Jumadil Awwal 1438/6 Februari 2017 (MINA) – Wakil Menteri Luar Negeri Nasser Bourita mengatakan pada Ahad (5/2), Maroko “tidak akan pernah mengakui” kemerdekaan Sahara Barat, meski negaranya sudah bergabung kembali dengan Uni Afrika setelah sengketa selama puluhan tahun atas wilayah tersebut.
Senin pekan lalu, Uni Afrika menyetujui Maroko masuk kembali ke dalam keanggotaan setelah keluar pada tahun 1984 sebagai protes atas pengakuan terhadap Republik Demokrasi Arab Sahrawi (SADR) yang dideklarasikan oleh gerakan bersenjata Front Polisario pada puncak perang wilayah Sahara Barat.
“Bukan hanya Maroko yang tidak mengakui entitas ini disebut,” kata Bourita saat wawancara dengan situs Le Meja dan menghimbau agar negara-negara utama Afrika yang mengakui SADR sebagai sebuah negara, agar mengubah posisi mereka.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Menurutnya, keanggotaan Maroko di Uni Afrika tidak akan mengubah sikap Maroko bahwa Sahara Barat merupakan bagian integral dari wilayahnya, demikian Nahar Net memberitakan.
KTT Senin (30/1) di Addis Ababa, Ethiopia, diikuti pertempuran diplomatik yang intens oleh negara pendukung Polisario, dipimpin oleh Aljazair dan Afrika Selatan yang menentang Maroko bergabung kembali dengan Uni Afrika.
Seorang diplomat senior Maroko yang berbicara dengan status anonim kepada AFP mengatakan, negara-negara lain telah menghabiskan waktu sebulan lamanya melakukan segala sesuatu untuk bisa mencegah Maroko kembali.
Polisario dan sekutunya mengklaim, dengan kembalinya Maroko ke blok Uni Afrika, menyiratkan pengakuan terhadap perbatasan wilayah SADR.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Ini omong kosong dari sudut pandang hukum internasional dan praktik negara,” kata Bourita menolak klaim itu.
Ia mencontohkan di PBB, negara-negara Arab dan Iran yang sama-sama anggota PBB dengan Israel, tapi tidak mengakui entitas Yahudi itu sebagai negara.
“Apakah Aljazair mengakui Israel hanya dengan duduk di sampingnya di PBB?” kata Bourita.
Sumber diplomatik itu mengatakan bahwa kembalinya Maroko ke Uni Afrika menjadi tantangan langsung terhadap kehadiran Polisario di dalam blok yang sama.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Maroko akan terus memobilisasi untuk mendelegitimasi SADR,” katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung