Rabat, MINA – Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pelaksanaan hak-hak asasi Rakyat Palestina memilih Maroko sebagai tuan rumah untuk konferensi internasional ke-5 tentang masalah Palestina, Maroko World News melaporkan.
Konferensi yang akan datang akan diadakan pada 17 dan 18 Mei di Rabat, dan para anggota akan bersidang untuk membahas masa depan Palestina karena keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. IINA melaporkan yang dikutip MINA, Selasa (3/4).
Kedutaan baru itu direncanakan Trump akan dibuka pada bulan Mei, bertepatan dengan peringatan 70 tahun Israel menyatakan kemerdekaannya.
Berbicara di New York baru-baru ini, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan, “jelas, tidak akan ada yang mundur dari administrasi AS, dan segala sesuatu tampaknya ada di tempat agar pengumuman ini berlaku.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Keputusan Presiden AS Donald Trump memicu kecaman dan kutukan internasional di seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa dan Asia.
Para pemimpin global, termasuk Raja Maroko Mohammed VI, menyuarakan keprihatinan mereka bahwa keputusan ini membahayakan negosiasi perdamaian jangka panjang antara Palestina dan Israel.
Dalam surat 5 Desember kepada Trump, raja Maroko menyatakan “keprihatinan mendalam” atas keputusan pemerintahan AS saat ini, yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB 2334 (2017).
Sentimen Raja ditegaskan kembali minggu ini oleh Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita selama kunjungan ke Yerusalem pada 27 Maret.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Setelah berdoa di Masjid Al-Aqsa di Temple Mount, Bourita dilaporkan mengatakan bahwa “doa di Masjid Al-Aqsa adalah pesan kuat dukungan untuk Palestina.”
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas baru-baru ini mengucapkan terima kasih kepada raja Maroko atas “dukungannya yang tak tergoyahkan”, dalam sebuah pertemuan dengan Bourita.
Kunjungan ini merupakan bagian dari undangan resmi dari Abbas, untuk mengadakan pertemuan dan meninjau pertanyaan Palestina. (T/R07/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata