Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ma’ruf Amin: MUI Terus Istiqomah Dakwah Islam Menyejukan

kurnia - Jumat, 7 Agustus 2020 - 22:44 WIB

Jumat, 7 Agustus 2020 - 22:44 WIB

6 Views ㅤ

Wakil Presiden Ma’ruf Amin

Jakarta, MINA – Dalam Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke 45 tahun, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengharapkan MUI terus menerus istiqomah mendakwahkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan dan menyatukan.

“Bukan sebaliknya yaitu membelah dan menegasikan perbedaan dengan membentuk makarimal akhlak yang ingin dicapai pada Milad ke-45 untuk terus menerus istiqomah mendakwahkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan dan menyatukan,” kata Ma’ruf dalam sambutannya di acara Milad MUI ke-45 secara zoom virtual, Jumat (7/8).

Ma’ruf mengatakan, MUI harus memantabkan diri sebagai penjaga akhlak umat dan bangsa, menjadi teladan makarimal akhlak oleh ulama untuk kemaslahatan bangsa.

“Akhlak ulama akan menjadi faktor munculnya keberkahan bagi umat dan bangsa, terutama saat berada dalam krisis,” ujarnya.

Baca Juga: Upacara HUT ke-80 RI di Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Ustadz Adnan Fairus Tekankan Ukhuwah dan Persatuan

Bentuk makarimal akhlak yang ingin dicapai pada Milad ke-45 adalah terus menerus istiqomah mendakwahkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan dan menyatukan. Bukan sebaliknya yaitu membelah dan menegasikan perbedaan.

Menurutnya, Ulama juga harus mengedepankan prinsip tasamuh (toleransi) dalam hubungan insaniyahtafahum (saling pengertian) dan mengedepankan maslahah ammah (kepentingan umum) atas dasar ukhuwah.

“Ulama juga menjauhi sikap dan perilaku ananiyyah (egoisme) dan ‘ashabiyyah hizbiyyah (fanatisme kelompok), yang bisa mengakibatkan ‘adawah (saling permusuhan), tanazu’ (pertentangan), dan syiqaq (perpecahan) di antara kita,” katanya.

Ia menilai, hal-hal yang harus dihindari itu merupakan sebab pasang surut ukhuwah Islamiah. Sikap yang cenderung mengedepankan ananiyyah dan ashabiyyah baik ashabiyyah hizbiyah maupun ashabiyyah jam’iyyah itu merusak konsistensi ukhuwah. (L/R4/P2)

Baca Juga: Karhutla Hanguskan Perkebunan Sawit di Sumut

 

Majelis Ulama Indonesia (MUI)

 

 

Baca Juga: Korban Gempa Bumi M 6.0 Poso, Bertambah Jadi 32 Orang

 

 

 

Baca Juga: Kemerdekaan Harus Dimaknai Sebagai Kemandirian Riset dan Inovasi

Rekomendasi untuk Anda