Maryam binti Imran Berkhidmat di Baitul Maqdis

Mihrab Maryam binti Imran di Kompleks Masjid Al-Aqsa (Baitul Maqdis). (Foto Maydan Al-Quds)

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Duta Al-Quds Internasional

Maryam binti Imran termasuk tokoh yang terpilih dan dimuliakan dalam Islam. Dia adalah satu-satunya perempuan yang namanya disebutkan dalam Al-Quran dan termasuk orang yang namanya dijadikan nama surah.

Allah menyebutnya di dalam firman-Nya:

وَإِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصْطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS Ali Imran [3]: 42).

Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, menjelaskan tentang ayat ini, yakni Allah telah memilih Maryam binti Imran untuk khidmah di Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa), dan mensucikannya dari aib baik yang tampak maupun yang tidak tampak, dan melebihkannya atas seluruh wanita di dunia pada zamannya. Dalam riwayat lain dikatakan, hingga hari kiamat, sebab telah melahirkan seorang Nabi (Isa ‘Alaihis Salam) tanpa adanya peran seorang ayah.

Di dalam kitab-kitab tarikh (sejarah) dan tafsir disebutkan, Imran dan Zakariya adalah dua tokoh terkemuka Bani Israil (keturunan Israil atau Nabi Ya’qub) yang mengambil dua bersaudara sebagai isteri.

Namun keduanya belum memiliki anak, hingga batas usia sangat tua menghampirinya. Namun, mereka tidak pernah berhenti memohon agar diberi keturunan shalih yag dapat melanjutkan risalah tauhidnya.

Hingga suatu ketika, isteri Imran bernadzar kepada Allah, jika Allah memberikannya anak kepada mereka, maka ia akan menjadikannya sebagai khadam (pelayan umat) yang akan mengabdi di Masjid Al-Aqsa atau abdi Baitul Maqdis, Palestina.

Allah mengabadikan nadzarnya, di dalam ayat:

إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٲنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِى بَطۡنِى مُحَرَّرً۬ا فَتَقَبَّلۡ مِنِّىٓ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Baca Juga:  [MINA TALKS] Malam Ini, Perpecahan di Pemerintahan Israel

Artinya: “(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran (Hannah) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Masjid Al-Aqsha/Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.  (Qs. Ali Imran [3]: 35).

Para ahli tafsir menjelaskan, ayat ini berkisah tentang istri Imran yang bernama Hanah binti Faqudz, ketika ia sedang hamil ia bernadzar untuk menyerahkan anaknya kelak setelah lahir untuk beribadah penuh dan mengabdi kepada Allah di Baitul Maqdis.

Namun ketika anaknya itu lahir, ternyata  adalah seorang bayi perempuan. Orang tuanya kemudian justru menjadi khawatir karena belum pernah ada ceritanya, seorang gadis menjadi abdi di Baitul Maqdis.

Pada ayat berikutnya Allah menyebutkan hal ini:

فَلَمَّا وَضَعَتۡہَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّى وَضَعۡتُہَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰ‌ۖ وَإِنِّى سَمَّيۡتُہَا مَرۡيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Artinya: “Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”.  (Qs. Ali Imran [3]: 36).

Selanjutnya ayat menyatakan:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ۬ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنً۬ا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا‌ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقً۬ا‌ۖ قَالَ يَـٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَا‌ۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

Artinya: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nadzar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab”. (Qs. Ali Imran [3]: 37).

Baca Juga:  Dewan Keamanan Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas

Imran ayah Maryam  telah meninggal dunia sebelum  kelahiran Maryam. Oleh karena itu, setelah lahir, ibunyalah, Hannah, yang  memeliharanya dan ia menitipkan kepada pamannya Maryam, Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam untuk mengasuhnya, melindunginya dan mengawalnya dalam pengabdiannya di Baitul Maqdis.

Maryam dibesarkan dibawah asuhan Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam. Ketika beberapa hari Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam tidak menjenguk Maryam di mihrabnya, saat Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam datang ke tempat ibadah Maryam, ia melihat sudah ada makanan khusus terhidang di mihrabnya.

Dan ketika Nabi Zakariya ‘Alaihis Salam bertanya, “Wahai Maryam, dari manakah kamu memperoleh makanan ini?” Maka, Maryam pun menjawab, “Makanan ini dari sisi Allah”.

Maryam kala itu tumbuh menjadi Muslimah yang kerjanya setiap hari hanyalah untuk beribadah dengan berkhidmat kepada Allah di rumah-Nya di Baitul Maqdis.

Hingga sampai pada suatu hari, Allah memberikan suatu mukjzat yang tidak disangka-sangka bagi Maryam. Allah mengabarkan bahwa Maryam akan mengandung seorang anak lelaki, tanpa sentuhan siapapun, yang namanya sudah ditentukan oleh Allah yaitu Isa Al-Masih atau Al Masih Isa putera Maryam, di dalam ayat:

إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَـٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ۬ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهً۬ا فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ

 Artinya: “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”. (Qs. Ali Imran [3]: 45).

Baca Juga:  Umur Dunia Vs Umur Akhirat

Dari Maryam bin Imran inilah, kemudian terlahir Nabi Isa ‘Alaihis Salam, yang mendakwahkan kaumnya, Bani Israil yang waktu itu sudah banyak menyimpang dari ajaran Allah, untuk kembali menyembah Allah yang Esa.

Dakwah Nabi Isa ‘Alaihis Salam disebutkan antara lain di dalam ayat:

إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّڪُمۡ فَٱعۡبُدُوهُ‌ۗ هَـٰذَا صِرَٲطٌ۬ مُّسۡتَقِيمٌ۬

Artinya: “Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (Qs. Ali Imran [3]: 51).

Dan Nabi Isa pun mengajarkan di dalam kitab Injil, bahwa Allah adalah Esa, mengajarkan tauhidullah, dan mengabarkan bahwa setelah dirinya, nanti akan ada Nabi terakhir, penyemputna segala ajaran Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Salam.

Seperti di dalam ayat yang menyebutkan:

وَإِذۡ قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ يَـٰبَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُم مُّصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَٮٰةِ وَمُبَشِّرَۢا بِرَسُولٍ۬ يَأۡتِى مِنۢ بَعۡدِى ٱسۡمُهُ ۥۤ أَحۡمَدُ‌ۖ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ قَالُواْ هَـٰذَا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬

Artinya: “Dan [ingatlah] ketika ’Isa Putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab [yang turun] sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan [datangnya] seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad [Muhammad]” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS Ash-Shaff [61]: 6).

Begitulah Al-Quran memberikan kisah kepada kita, khusunya kaum perempuan Muslimah, agar menjadi ibrah (pelajaran) betapa pentingnya berkhidmat di Baitul Maqdis.

Berkhidmat dalam arti luas, ikut memberikan solidaritas, mencurahkan perhatian, fokus pada perjuangan, pembebasannya dan seluruh kawasan negeri para Nabi, Palestina, dari penjajahan Zionis Israel. []

Mi’raj Newsd Agency (MINA)