Masalah Palestina dan Jati Diri Sebagai Bangsa

Oleh; Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ().
(Catatan untuk orang-orang yang tidak terhadap nasib rakyat )

Di dalam ajaran Islam tidak hanya diminta untuk memperhatikan diri saja, namun juga diminta peduli kepada orang lain, tetangga, masyarakat, bangsa, negara lain dan manusia-manusia yang ada disana. Sebabnya di dalam khazanah ajaran Islam dalam konteks hubungan sesama dan dalam bentuk makro ada tiga jenis ukhuwah atau persaudaraan yang harus kita tegakkan dan junjung tinggi yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah (kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (kemanusiaan).

Sikap dan pandangan seperti ini juga tampak terefleksi di dalam alinea pertama mukaddimah atau pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia itu tidak boleh hanya sibuk berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri saja tapi dia juga harus peduli terhadap nasib dan keadaan bangsa-bangsa lain. Salah satu prinsip luhur dan mulia yang harus dijunjung tinggi oleh bangsa indonesia adalah bagaimana kita bisa berjuang untuk tegak dan dijunjung tingginya nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan dalam hidup dan kehidupan ini.

Oleh karena itu biang keladi yang paling utama yang membuat terciptanya satu kehidupan yang tidak berkeadilan dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai perikemanusiaan adalah penjajahan maka para the founding fathers atau para pendiri bangsa kita telah melihat bahwa yang namanya penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan.

Ini artinya sebagai bangsa kita tidak boleh membiarkan ada suatu suku bangsa atau negara di dunia ini yang menjajah bangsa lain. Itulah sebabnya sampai hari ini kita sebagai bangsa tidak bisa mengakui dan tidak mau membangun hubungan diplomatik dengan Israel, karena Israel jelas-jelas secara mata telanjang telah mencaplok dan menjajah tanah dan wilayah yang menjadi milik dari bangsa Palestina.

Bahkan tidak hanya sampai disitu Israel juga telah mengekang kebebasan dan hak hidup serta hak berbicara bangsa Palestina. Untuk mencapai tujuannya Israel tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan dan membunuh para wanita dan anak-anak Palestina yang tidak berdosa dengan cara-cara yang sangat kejam dan sadis, itu tidak sesuai sedikit pun dengan nilai-nilai keadilan dan perikemanusiaan. Jadi kita bahwa para pendiri bangsa sangat menginginkan adanya satu dunia yang aman tentram dan damai.

Oleh karena itu bangsa kita telah menegaskan politik luar negerinya adalah politik bebas aktif. Artinya kita tidak mau dikendalikan dan dipaksa-paksa oleh bangsa dan negara lain. Dalam bahasa lain kita harus bisa menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri dan secara aktif dalam kehidupan internasional kita harus berusaha dan berjuang untuk tegaknya nilai-nilai perikeadilan dan perikemanusiaan.

Dalam pentas global negara kita secara aktif ikut memberikan solusi tidak hanya dalam bidang politik dan keamanan tapi juga dalam bidang ekonomi. Kita masih ingat bagaimana Indonesia memberikan bantuan makanan dan kesehatan kepada bangsa-bangsa yang sedang bermasalah apakah itu karena konflik atau peperangan atau bencana alam yang dialami oleh negara-negara lain dengan mengulurkan tangan untuk membantu negara-negara yang sedang kesusahan tersebut.

Karena kepedulian kita, pun ketika mengalami kesulitan juga telah dibantu oleh negara lain di dunia contohnya ketika Indonesia dilanda musibah seperti tsunami di Aceh tahun 2004 . Waktu itu negara-negara di dunia sibuk membawa ber-macam-macam bantuan untuk menolong dan membantu rakyat kita. Ya demikianlah natural dan alamiahnya hidup dan kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan antar bangsa.

Jika ada orang yang menganjurkan agar kita tidak perlu peduli terhadap nasib rakyat Palestina yang dijajah dan dibantai oleh Israel secara semena-mena maka pandangan yang seperti itu jelas tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Pancasila terutama sila kedua yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan juga pandangan yang seperti itu menunjukkan bersangkutan tidak faham dan tidak mengerti dengan baik amanat yang ada dalam konstitusi negara kita terutama yang terkait dengan alinea pertama  terdapat dalam mukaddimah atau pembukaan UUD 1945. (A/R4/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.