Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaam Yakhsyallah: Masih Ada Budak yang Harus Dibebaskan

habibi - Ahad, 3 Desember 2017 - 14:27 WIB

Ahad, 3 Desember 2017 - 14:27 WIB

141 Views ㅤ

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansyur saat sambutan di Workshop Meninggalkan Riba Secara Berjamaah yang diselenggarakan oleh Insan Amanah di Bekasi. (Foto: Royhanul Iman/MINA)

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansyur saat sambutan di Workshop Meninggalkan Riba Secara Berjamaah yang diselenggarakan oleh Insan Amanah di Bekasi. (Foto: Royhanul Iman/MINA)

Bekasi, MINA – Imaam Jama’ah Muslim (Hizbullah) Yakhsyallah Mansyur mengatakan, di zaman seperti sekarang ini banyak yang beranggapan sudah tidak ada lagi budak, tapi ternyata masih ada budak yang harus dibebaskan oleh umat.

“Ada empat macam perbudakan yang masih ada,” kata Yakhsallah dalam acara workshop “perangi riba” yang diselenggarakan Lembaga Insan Amanah di Hotel Amaroosa Grande Bekasi, Ahad (3/12).

Ia menambahkan, perbudakan pertama yang sampai saat ini masih ada ialah perdagangan wanita, lalu ada budak utang, budak ritual, dan budak tradisional. Menurutnya, sebagai umat Muslim, harus bersama-sama membebaskan perbudakan yang ada di zaman ini.

Yakhsyallah mengatakan, budak utang merupakan budak yang perlu pertama kali segera dibebaskan. Jangan sampai mereka terjebak oleh rentenir yang riba sehingga membuatnya semakin terpuruk dalam utang tersebut. Lalu ada budak ritual, ternyata masih ada manusia yang “dikorbankan” dalam ritual keagamaan tertentu.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan

Ia juga membawakan sebuah hadits yang menjelaskan tentang amalan memerdekakan budak, yang Allah Subhanahu Wa Taala akan membebaskan setiap anggota badannya dari api neraka dengan anggota badan orang yang dimerdekakan.

“Tangannya dimerdekakan dari neraka, kakinya, semuanya itu dimerdekakan oleh budak (yang ditolong) tadi,” katanya.

Sedangkan budak tradisional, ia menambahkan, kebanyakan terjadi di daerah konflik yang wanitanya diperjualbelikan dengan patokan harga sesuai umurnya. (L/R08/RI-1)

MI’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Breaking News
Ekonomi