Jakarta, MINA – Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan menjadi salah satu destinasi utama wisata religi bernuansa Islami di Indonesia.
Masjid di daerah elite ini dibangun tahun 1958 dengan Buya Hamka sebagai imam besar-nya.
Ketua Bidang Dakwah dan Sosial YPI Al-Azhar, Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Dr. Zahrudin Sulthany, M.A. menyampaikan, dalam upaya menjadi destinasi wisata religi ini pihaknya tengah mempersiapkan berbagai program dan pembenahan berbagai sarana, termasuk program masjid menjadi pusat kegiatan sosial dan keislaman.
“Kami sudah membuat sebuah program, di mana Masjid Agung Al-Azhar ini nanti menjadi destinasi wisata Islami. Kami lagi melakukan penataan di sana-sini, agar jamaah itu bisa datang ke masjid ini bukan saja untuk beribadah, tetapi juga menikmati kajian-kajian yang diselenggarakan oleh masjid,” kata Zahrudin saat menjadi pembicara dalam seminar nasional di Ruang Utama Serbaguna Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis (23/2).
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Seminar nasional yang dilaksanakan secara hibrida atas kerjasama AMKI dengan Universitas Al-Azhar Indonesia ini mengambil tema “Peran Masjid Kampus dalam Melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045.”
Zahrudin menjelaskan, terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilakukan selain untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu di Masjid Agung Al-Azhar. Masjid ini selalu melaksanakan kegiatan hari besar Islam, pengajian rutin, dakwah Islam/tabliq akbar, kegiatan sosial ekonomi dan pembagian shadaqah, infaq, zakat, serta wakaf.
“Kami sedang menyiapkan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa tingkat Jabodetabek dalam waktu dekat, Kami mengagendakan MTQ Mahasiswa ini dilaksanakan secara nasional dan dapat dilaksanakan setahun sekali pada bulan Ramadhan,” harapnya.
Dia juga berharap Masjid Agung Al-Azhar menjadi pusat tumbuhnya peradaban dan kader pemimpin bangsa yang berkualitas dan memiliki karakter berlandaskan agama Islam secara universal.
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa
“Kehadiran Masjid Agung Al-Azhar ini diharapkan dapat memajukan peradaban bangsa dan mencetak pemimpin umat yang beradab dengan empat karakter Rasulullah secara berurutan yakni, yakni Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah,” pungkasnya.
Selain itu, Masjid ini juga sebagai pusat dakwah modern, terdapat beberapa fasilitas penunjang seperti perpustakaan, klinik, ruang kelas, dan sebagainya.
Masjid Agung Al-Azhar berada di kompleks sekolah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid bercorak arsitektur Timur Tengah dan Betawi ini sempat menyabet masjid terbesar di Jakarta sebelum Masjid Istiqlal berdiri.
Masjid Agung Al-Azhar dibangun pada tahun 1958, dan juga telah diresmikan menjadi salah satu situs cagar budaya nasional.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Arsitektur masjid ini sangat menawan, bahkan mendapat pengakuan dari rektor Universitar Al-Azhar, Kairo yang sempat memberi ceramah pada tahun sekitar tahun 1960-an. Penamaan Al-Azhar pada masjid ini terinspirasi dari Imam Besar Al-Azhar, Mesir, Syekh Mahmud Syaltut yang saat itu berkunjung ke Indonesia. Dirinya mengusulkan agar masjid ini dinamakan Al-Azhar.
Pada kompleks masjid ini, juga terdapat universitas dengan nama yang sama yaitu Universitas Al-Azhar Indonesia. Terdapat pula sekolah-sekolah Islam Al-Azhar dari tingkat TK sampai SMA.
Corak khas Betawi tergambar pada berbagai ornamen Masjid Agung Al-Azhar membuatnya terkesan unik dan menarik. Tak hanya
ornamennya yang unik, warnanya juga putih bersih, ternyata mengadopsi gaya masjid timur tengah. ini sebabnya, masjid ini
kental sekali akulturasi budayanya.(L/R1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol