MASJID Al-Aqsa bukan sekadar bangunan bersejarah atau tempat ibadah umat Islam. Ia adalah simbol perlawanan, identitas umat, dan saksi perjuangan panjang bangsa Palestina melawan penjajahan dan kezaliman. Dalam sejarah Islam, Al-Aqsa memiliki kedudukan yang sangat istimewa, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutnya secara langsung dalam Al-Qur’an sebagai tempat yang diberkahi (Qs. Al-Isra: 1). Sebagai kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra’ Mi’raj Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keberadaan Masjid Al-Aqsa bukan hanya perkara nasionalisme Palestina, tetapi juga akidah bagi seluruh Muslim di dunia.
Sejak dahulu, Al-Aqsa menjadi incaran berbagai imperium yang ingin menguasainya. Pasukan Romawi, Persia, hingga Perang Salib menjadi saksi bagaimana tempat suci ini selalu menjadi rebutan. Namun, Islam datang membawa keadilan. Ketika Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu membebaskan Baitul Maqdis, beliau memperlakukan penduduknya dengan kasih sayang dan menjamin kebebasan beragama. Begitu pula ketika Shalahuddin Al-Ayyubi mengusir tentara Salib, beliau menunjukkan kebijaksanaan Islam yang tidak membalas dendam terhadap penjajah.
Namun, sejak kedatangan Zionis ke tanah Palestina dan pendudukan mereka yang difasilitasi oleh Inggris pada tahun 1948, Al-Aqsa kembali berada dalam cengkeraman penjajahan. Rezim Zionis berusaha merampas dan menghancurkan identitas Islam di tanah suci tersebut dengan berbagai cara, mulai dari pengusiran warga Palestina, pembangunan pemukiman ilegal, hingga serangan langsung ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Tujuan mereka jelas, yakni menghapus jejak Islam dari bumi Palestina dan menggantinya dengan proyek kuil Yahudi yang mereka klaim sebagai bagian dari sejarah mereka.
Serangan demi serangan yang dilakukan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa adalah upaya sistematis untuk mengubah status quo yang telah lama berlaku. Mereka tidak hanya melarang umat Islam untuk beribadah dengan bebas, tetapi juga melakukan penggalian di bawah kompleks masjid yang dapat mengancam fondasi bangunan suci tersebut. Setiap tahun, ratusan warga Palestina gugur membela kehormatan Masjid Al-Aqsa, sementara dunia Islam masih banyak yang diam atau hanya sekadar mengecam tanpa tindakan nyata.
Baca Juga: Ridha, Tingkatan Tertinggi Ibadah Seorang Hamba
Tragedi yang menimpa Al-Aqsa bukanlah perkara lokal, melainkan isu global yang menyentuh hati setiap Muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan bahwa Muslim itu satu tubuh; jika satu bagian terluka, maka bagian lainnya ikut merasakan sakitnya. Maka, diamnya dunia Islam terhadap kezaliman di Al-Aqsa adalah tanda lemahnya iman dan hilangnya rasa ukhuwah Islamiyah. Jika umat Islam benar-benar mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka mereka harus bangkit membela kehormatan tempat suci ketiga dalam Islam ini.
Jihad membela Al-Aqsa
Jihad membela Al-Aqsa bukan hanya dengan pedang, tetapi juga dengan pena, harta, dan doa. Para ulama telah menegaskan bahwa membela Masjid Al-Aqsa adalah kewajiban setiap Muslim sesuai dengan kemampuannya. Membantu perjuangan Palestina bisa dilakukan dengan menyebarkan kesadaran, mendukung gerakan perlawanan, serta menekan penguasa Muslim agar mengambil tindakan tegas terhadap penjajahan Zionis. Tidak boleh ada netralitas dalam menghadapi kebatilan; diam sama dengan berkhianat kepada Islam dan saudara seiman.
Umat Islam harus memahami bahwa pertempuran untuk membela Al-Aqsa bukan hanya melawan penjajah fisik, tetapi juga melawan propaganda yang mencoba menyesatkan persepsi dunia. Media Barat sering menggambarkan perjuangan rakyat Palestina sebagai bentuk terorisme, padahal merekalah korban dari kebrutalan penjajahan yang telah berlangsung lebih dari tujuh dekade. Islam mengajarkan bahwa membela tanah air dan kehormatan agama adalah bentuk jihad yang mulia, bukan kejahatan.
Baca Juga: 10 Peran Ayah dalam Kehidupan Anak yang Harus Diketahui Setiap Orangtua
Sejarah telah mencatat bahwa setiap kali umat Islam bersatu dan memiliki pemimpin yang berani, maka Masjid Al-Aqsa dapat dibebaskan. Ketika kaum Muslimin dalam keadaan lemah dan tercerai-berai, musuh pun mengambil kesempatan untuk menguasainya. Maka, tugas umat Islam saat ini adalah membangun kekuatan, baik dalam aspek spiritual, politik, maupun ekonomi, agar dapat membela tempat suci ini dengan cara yang efektif dan nyata.
Kita tidak boleh tertipu oleh upaya normalisasi yang dilakukan beberapa negara Muslim dengan entitas Zionis. Normalisasi hanyalah bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina dan sebuah usaha untuk menutup mata terhadap kezaliman yang terjadi. Al-Aqsa tidak butuh simpati kosong, tetapi membutuhkan aksi nyata dari setiap individu Muslim yang sadar akan kewajibannya.
Jika umat Islam bersungguh-sungguh dalam membela Al-Aqsa, maka pertolongan Allah pasti akan datang. Sejarah telah membuktikan bahwa kekuatan besar sekalipun tidak akan mampu menahan kehendak Allah. Ketika kaum Muslimin bersatu dan berpegang teguh pada agama-Nya, maka kemenangan itu hanya tinggal menunggu waktu. Sebagaimana firman Allah, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…” (Qs. An-Nur: 55).
Maka, sudah saatnya umat Islam bangkit, menyuarakan hak-hak Palestina, dan tidak membiarkan Al-Aqsa jatuh ke tangan musuh tanpa perlawanan. Setiap Muslim bertanggung jawab untuk membela kehormatan Islam dan membuktikan bahwa cintanya kepada Masjid Al-Aqsa bukan sekadar retorika. Umat Islam harus mendukung perjuangan rakyat Palestina dengan segala cara yang memungkinkan, baik melalui media, bantuan kemanusiaan, maupun tekanan politik.
Baca Juga: Zionisme: Sejarah Gerakan dan Dampaknya
Kita harus memahami bahwa membela Al-Aqsa adalah membela harga diri Islam. Jika hari ini kita membiarkan Al-Aqsa diinjak-injak, maka jangan kaget jika esok hari tempat-tempat suci lain juga mengalami nasib yang sama. Allah telah menguji kita dengan ujian ini, apakah kita memilih diam dalam kehinaan atau bangkit dengan kemuliaan.
Perjuangan untuk membebaskan Al-Aqsa bukanlah tugas satu generasi, melainkan tugas yang harus diwariskan dari satu umat ke umat lainnya. Sebagaimana para pendahulu kita yang telah mengorbankan darah dan nyawa untuk mempertahankannya, maka kita pun harus menyiapkan generasi yang memahami betapa berharganya Masjid Al-Aqsa bagi Islam.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kaum Muslimin untuk membela Al-Aqsa, meneguhkan hati mereka dalam menghadapi musuh, dan mengaruniakan kemenangan kepada umat Islam sebagaimana janji-Nya. Karena sejatinya, Al-Aqsa bukan hanya milik Palestina, tetapi milik setiap Muslim yang memiliki iman dalam hatinya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 10 Fakta Penting Tentang Konflik Palestina yang Jarang Diketahui