Oleh: Rana Setiawan, Wartawan Kantor Berita MINA
Tempat-tempat suci di Mekkah tidak lepas dari situs suci yang memiliki sejarah Islam, di antaranya adalah Masjid Al-Khaif di Mina.
Masjid Al-Khaif juga punya sebutan Masjid Para Nabi karena banyak nabi dikatakan telah berdoa di masjid ini, termasuk Nabi Musa Alaihissalam.
Selain dinamakan Masjid Al-Khaif, juga dikenal dengan nama Masjid Al-Muaisyumah. Nama Masjid Al-Khaif tersebut diambil dari nama sebuah pohon, yakni pohon Al-Muaisyumah yang terletak di tempat tersebut.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Masjid ini menjadi penting setelah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan Khutbah Wada (Khutbah Perpisahan) karena disampaikan saat beliau berhaji terakhir (Hijjatul Wada) di dalamnya.
Haji wada adalah haji pertama dan terakhir yang dilakukan Nabi Muhammad pada tahun 10 Hijriyah. Haji ini disebut juga haji perpisahan karena dilangsungkan tiga bulan sebelum wafatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau menyampaikan khutbah berisikan pesan terakhir yang ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin
Masjid Al-Khaif terletak di pusat Mina, di kaki gunung Al-Dhiba’a di selatan Si Kota Tenda itu, dekat dengan Jamarat terkecil atau lokasi Jumrah Ula. Masjid ini adalah salah satu tempat yang sangat penting di antara tempat-tempat suci Makkah, terutama selama musim haji.
Al-Khaif bisa bermakna atau mempunyai arti “tempat tinggi di bumi” karena terletak di kaki Gunung Shabih
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Masjid ini juga familiar dengan sebutan masjid 30 hari, karena hanya dibuka untuk umum 30 hari setiap tahunnya, yakni pada bulan Dzulhijjah atau sekitar musim haji.
Menurut informasi Arab News, Masjid Al-Khaif ini sekarang bisa menampung lebih besar dari 100 ribu jamaah untuk mengerjakan shalat lima waktu berjamaah.
Dari zaman dahulu, hingga masa Pemerintah Saudi sudah banyak dilakukan pemugaran, dan sekarang termasuk penambahan pintu masuk yang dimaksudkan khusus untuk jamaah perempuan.
Masjid yang mempunyai 403 tiang ini terletak di sekitar kantor administrasi Kementerian Keislaman Arab Saudi. Di dekatnya pun dibangun penginapan untuk tamu-tamu penting Kementerian Keislaman Arab Saudi.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Pada 1987, Masjid Al-Khaif diperluas dan dibangun kembali dengan biaya yang diperkirakan mencapai SR90 juta ($24 juta). Empat menara dibangun, dipadang 410 unit AC serta 1.100 kipas angin. Sebuah kompleks toilet dibangun di belakang masjid dengan lebih dari 1.000 toilet dan 3.000 keran air wudhu. (A/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh