Jika di lingkungan Anda ada pengurus masjid yang sering memarahi anak kecil agar tak gaduh di saat salat, tampaknya pengurus masjid Anda harus belajar pada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin, perumahan Prima Harapan, Kota Bekasi.
Masjid Ramah Lingkungan dan Ramah Anak, begitu DKM menyebut masjid yang berdiri di lahan seluas 743 meter itu. Disebut ramah lingkungan, sebab masjid ini memberi prioritas pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luas. RTH itu dibuat bukan hanya di halaman masjid yang membuat suasana menjadi asri, tapi meluas hingga ke lantai atas masjid.
Berkat keberadaan RTH itu, masjid dengan nuansa minimalis tersebut terasa sejuk dan nyaman lantaran didukung oleh suplai oksigen yang memadai. Bahkan, jika Anda menginjakkan kaki di halaman masjid, sensasi dingin ibarat di ruang ber-AC sangat terasa.
Selain ruang terbuka hijau, pengurus Masjid Al-Muhajirin juga membangun sebuah kolam dengan ikan hias berwarna warni di sisi kanan masjid. Kolam tersebut didesain sedemikian rupa dengan hiasan air mancur yang menambah kesejukan di sekitar rumah ibadah tersebut. Batu-batu alam dengan sentuhan minimalis berwarna gelap menambah syahdu suasana masjid. “lebih adem,” kata seorang jamaah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Jangan salah, air kolam ini merupakan buangan air wudhu jamaah masjid. Buangan air wudhu ditampung di kolam resapan sehingga dapat didaur ulang.
“Untuk konsep ini, kami menyebutnya ‘Masjid Ramah Lingkungan’,” ujar Haji Hidayat Widyatmoko, Ketua DKM al-Muhajirin sebagaimana laporan Bimasislam Kemenag. Dengan antusias, Pak Dayat, demikian ia akrab disapa, mengajak Bimasislam berkeliling masjid, menikmati “kesejukan di tengah hari” di rumah ibadah nan asri itu.
Udara panas saat melaksanakan ibadah salat memang seringkali mengganggu kekhusyukan ibadah, terlebih di kawasan perumahan padat penduduk dengan aktivitas yang cukup tinggi. Kebutuhan akan rumah ibadah yang sejuk, asri, dan nyaman menjadi keinginan yang tak bisa dielakkan oleh penduduk sekitar.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Selain dikonsep sebagai masjid ramah lingkungan, Masjid Al-Muhajirin, Kota Bekasi, juga diklaim sebagai masjid yang ramah anak. Rupanya, klaim tersebut bukan sebatas jargon.
Betapa tidak, saat bimasislam menikmati ibadah Salat Zuhur di Masjid yang berdiri tahun 2000 itu, sejumlah anak kecil, usia TK-SD, terlihat tertib menjalankan ibadah seperti halnya jamaah dewasa. Mereka mengikuti ibadah dengan tertib dan tenang. Tidak ada kegaduhan seperti halnya sering kita dengar saat salat berjamaah yang diikuti anak-anak.
Bagaimana DKM al-Muhajirin dapat melatih anak-anak sedemikian rupa? Pengurus masjid pun berbagi tips segar yang bisa ditiru oleh pengurus masjid-masjid lain di tanah air.
Awalnya, tutur Pak Dayat, kondisi masjid di komplek itu tak berbeda dengan masjid lain. Anak-anak yang ingin salat berjamaah kerap gaduh dan dianggap mengganggu kekhusyukan salat orang dewasa. “Tetapi tentu saja, anak-anak tidak boleh dimarahi saat ingin ibadah di masjid. Semakin sering dimarahi, semakin menjauh mereka dari masjid”, kenangnya.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
Tak kehilangan akal, pengurus masjid memutar otak agar anak-anak tetap semangat belajar ibadah di masjid tanpa membuat kegaduhan. “Caranya sederhana, awalnya kami menjanjikan mereka hadiah. Bagi anak-anak yang salatnya tertib, akan diberi eskrim atau coklat.”
Hasilnya, menurut pantauan Bimasislam, anak-anak kompleks tersebut kini terbiasa tertib salat meski tak lagi mendapat hadiah. Usai salat, nampak sejumlah anak duduk-duduk di halaman masjid sambil mengobrol satu sama lain. Ibarat lagu, seumpama “suasana di kota santri.”
“Sekali waktu masih kami beri hadiah, sebagai apresiasi saja, tujuannya agar mereka berlatih tertib dalam menjalankan ibadah,” ujar Ketua DKM.
Selain itu, kolam yang dibangun di sisi kanan masjid juga turut berperan merangsang anak-anak untuk rajin ke masjid. “Sebelum mereka salat, biasanya mereka duduk-duduk di sekitar kolam, melihat ikan hias berwarna warni di sini. Kolam ini jadi salah satu penarik perhatian agar anak-anak rajin ke masjid,” jelas Pak Dayat.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Ketua Rukun Tetangga (RT) kompleks tersebut, Sigit Sugiharto, sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh pengurus DKM. Warga sekitar semakin banyak yang hadir ke masjid, karena pengelolaan dan perawatan masjid yang profesional.
Rasa memiliki terhadap masjid pun hadir di hati warga sekitar, sehingga mereka tak sungkan memberi sumbangan untuk mempercantik bangunan masjid. Misalnya, pembangunan halaman masjid yang tengah berjalan saat ini, didanai secara swadaya dengan skema pembiayaan berupa paket-paket sumbangan senilai Rp 250ribu. Dengan sistem paket, upaya swadaya dari warga sekitar justru melebihi kebutuhan.
Menurut Sigit, program ramah anak tak berhenti dengan pembagian hadiah, ïtu cara untuk mendidik mereka secara perlahan. Setelah anak-anak dan remaja rajin ke masjid, sejumlah program dakwah pun digulirkan. Di antaranya program tahsin dan tahfidz bagi anak dan remaja tiap Senin, Selasa, dan Rabu. Kajian Remaja Masjid tiap malam Minggu, pawai sepeda, program outbound, lomba mewarnai hingga makan bersama, hingga psantren kilat Ramadhan.
Bersamaan dengan terobosan di dalam pengelolaan masjid yang profefesional itu, sejumlah program rutin bagi jamaah juga digelar pengurus DKM, di antaranya pembagian “Beras Dhuafa” setiap bulan, Pengajian rutin Malam Senin yang dilengkapi dengan hidangan makan, serta program memberi makan ikan bagi seluruh jamaah.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Selain itu, setiap usai salat Jumat, pengurus masjid juga menyediakan makanan rebusan untuk para jamaah, serta kuis bagi anak-anak.
“Kami berharap kompleks ini tumbuh menjadi kompleks yang religius dan rukun, dengan semangat keagamaan yang mendamaikan,” pungkas Sigit. (R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis