Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid dan Gereja di Kamp Pengungsi Prancis Dirobohkan

Syauqi S - Selasa, 2 Februari 2016 - 15:14 WIB

Selasa, 2 Februari 2016 - 15:14 WIB

421 Views ㅤ

Alat berat merobohkan masjid, gereja, dan kamp pengungsi di Calais, Prancis (Foto: Facebook Calais Solidarity/Express.co.uk)

Calais-Solidarity-2-300x178.jpg" alt="Alat berat merobohkan masjid, gereja, dan kamp pengungsi di Calais, Prancis (Foto: Facebook Calais Solidarity/Express.co.uk) " width="494" height="293" /> Alat berat merobohkan bangunan masjid, gereja, dan kamp pengungsi di Calais, Prancis (Foto: Facebook Calais Solidarity/Express.co.uk)

Calais, Prancis, 23 Rabi’ul Akhir 1437/2 Februari 2016 (MINA) – Para relawan dan pengungsi bergegas menyelamatkan barang-barang berharga mereka ketika otoritas Prancis mulai merobohkan tempat-tempat ibadah, sekolah, dan kamp penampungan.

Lebih dari 1.500 migran terusir setelah pemerintah Prancis memutuskan untuk membuat zona penyangga 100 meter antara Calais Jungle dan jalan bebas hambatan di dekatnya untuk melindungi truk-truk yang melintas, media Express melaporkan, Senin (1/2) waktu setempat.

Pembongkaran gereja dan masjid di daerah penyangga ini telah memicu kemarahan di kalangan badan amal pengungsi. Pasalnya, pemerintah sebelumnya telah berjanji tidak akan merobohkan tempat-tempat ibadah yang ada di sana.

Pendeta Teferi Shuremo adalah salah seorang yang mengaku sudah mendapat jaminan kalau tempat ibadah tidak akan dirobohkan.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Mereka berupaya menghancurkan perdamaian,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail. Ia berekad akan membangun gereja lainnya.

Badan amal juga mengkritik kurangnya pemberitahuan dari otoritas lokal, yang menyampaikan pemberitahuan hanya satu jam sebelum sejumlah alat berat yang dijaga ketat oleh polisi dikirim ke lokasi.

Lembaga Help Refugees, sebuah badan amal migran yang bekerja di Jungle, mengatakan di akun Facebook, “Sedih untuk melaporkan bahwa Gereja kini telah dibongkar meskipun Prefektur berjanji tidak akan menyentuh tempat-tempat ibadah.”

Menurut IBT, tempat ibadah dihancurkan bersama dengan tempat penampungan seorang pendeta dari gereja Eritrea dan kamp milik para perempuan rentan yan dibangun di dekat rumah ibadah.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

“Mereka (otoritas) mengatakan gereja, masjid, dan sekolah bisa tetap berdiri di sini, dan mereka menggusur tempat penampungan lainnya dua pekan lalu. Kemudian tiba-tiba (Senin) pagi ini, mereka (petugas) datang dengan buldoser dan mengatakan akan merobohkannya,” kata juru bicara lembaga itu, Tanya Freedman.

Pejabat daerah, yang tidak berwenang untuk diungkap namanya ke publik, berkilah bangunan masjid sudah ditinggalkan dan tidak ada yang protes ketika dirobohkan. Dia mengatakan imigran bebas untuk membangun tempat ibadah baru.

Menurut Daily Mail, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), ada sekitar 4.000 orang asal Suriah, Sudan, dan negara lainnya yang bernaung di kamp-kamp di wilayah Prancis bagian utara itu. Mereka tengah mencoba memasuki wilayah Inggris.

Pemerintah Prancis telah dkritik karena gagal memberikan perawatan dasar untuk para migran. Pengugsi yang tiba di negara itu membangun tempat penampungan mereka sendiri, sekolah, toko, dan tempat-tempat ibadah. (T/P022/P4)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
MINA Sport
Internasional
Internasional
Internasional
Eropa