Oleh: Illa Kartila – Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency/MINA
Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KIMI) Jepang telah memulai ikhtiar untuk membangun masjid di Tokyo dengan membentuk Panitia Pembangunan Masjid Indonesia Tokyo (Panitia Pembangunan Masjid Meguro) sejak tahun 1999. Berbagai tantangan telah dihadapi panitia, hingga akhirnya bisa sampai ke tahap memulai pembangunan pada Juni tahun 2016.
KMII merupakan organisasi dakwah Islam di Jepang yang dimotori oleh masyarakat Islam Indonesia yang tinggal di Jepang. Selama ini umat Islam Indonesia di Tokyo melaksanakan berbagai kegiatan tersebut di Balai Indonesia (Aula; ruang serbaguna), Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).
Setelah menanti selama 15 tahun, akhirnya pembangunan Masjid Indonesia di Tokyo telah memasuki fase awal dengan dilakukannya peletakan batu pertama pada 11 Juni 2016. Pembangunannya sendiri diperkirakan membutuhkan biaya sebesar 188.610.856 yen. Hingga 9 Maret 2017 dana yang terkumpul sudah mencapai 192.401.299,58 yen.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Kebutuhan dasar umat Islam Indonesia di Tokyo dan sekitarnya (±10.000 orang) yaitu kehadiran masjid untuk meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah. Pendidikan agama dan pengembangan karakter masyarakat juga terlihat dari banyaknya kegiatan Islami yang rutin dilakukan baik secara harian, mingguan, bulanan, serta tahunan dihadiri hingga ribuan orang.
Panitia, bersama dengan Espad, mendaftarkan izin pembangunan masjid (bangunan tempat ibadah) kepada pemerintah kota Meguro. Korespondensi dengan pemerintah kota juga dilakukan terkait keadaan Sekolah RI Tokyo, karena tanah yang akan digunakan dalam pembangunan masjid terletak di dalam SRIT.
“Kami masih membuka diri bagi para penyumbang untuk pembangunan Masjid Indonesia di Tokyo yang peletakan batu pertamanya diresmikan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Dr Yusron Ihza Mahendra,” kata Wilopo, Ketua Umum KIMI saat peletakan batu pertama, sambil menambahkan bahwa pembangunan masjid ini akan selesai April 2017.
“Kita berharap masjid ini dapat menjadi payung iman yang menyejukkan dan memberikan berkah bagi masyarakat Islam di sini. Karena itu mohon doa restu agar pembangunan berjalan lancar sampai dengan masjid selesai April mendatang,” katanya.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Hingga saat ini tercatat ada enam pihak yang menjadi donatur terbesar dari 2497 penyumbang yakni, PT Astra Internasional, Presiden Republik Indonesia ke-enam, Susilo Bambang Yudhoyono, Pertamina, Kantor Wakil Presiden Sekretariat Wakil Presiden waktu itu Boediono. Sumbangan dalam bentuk rupiah juga ada sebanyak Rp 49.618.146,91.
Menggunakan tanah SRIT (Sekolah Republik Indonesia Tokyo), masjid ini dibangun di atas lahan seluas 200 m2 dengan luas lantai 600 m2 di wilayah Meguro Tokyo. Dibangun berdasarkan surat Kementerian Luar Negeri nomor B-01718/KEMLU/150225 dengan Kepanitiaan Masjid Meguro pertama kali dibentuk atas aspirasi masyarakat.
Dukungan juga diberikan Dubes RI waktu itu (2010) Moh. Luthfi dengan menerbitkan Letter of Endorsement. Dokumen serupa juga diperoleh dari Japan Muslim Asosiation (JMA) pada 2011. Pada 2015 keluar ijin pembangunan masjid dari Kemenlu dan Juni 2016 proyek pembangunan dimulai/diresmikan Dubes RI untuk Jepang Dr. Yusron Ihza Mahendra.
Menebarkan Islam yang rahmatan lil aalamiin
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Masjid Indonesia Tokyo berlantai 4: B1F, B2F, 1F, 2F dengan luas tanah 200 m2 an luas bangunan 600 m2, ada fasilitas untuk disabilitas, menampung 300 jamaah, terletak di jantung kota Tokyo (Meguro City). Pada saat Panitia Masjid Indonesia Tokyo dibentuk tahun 1999 hingga 2009 (10 tahun) dana baru terkumpul 2.300.000 yen.
Basement 2 dibuat khusus untuk toilet serta tempat wudhu agar tidak tercampur dengan ruang shalat. Pada basement 1 di sebelah kanan pintu masuk luar, terdapat perpustakaan dan pusat kebudayaan Indonesia. Dengan adanya ruang ini, maka semua warga yang ingin bertanya tanya tentang islam ataupun Indonesia dapat dilayani di sini.
Juga ada dapur umum yang bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang selama ini dilaksanakan oleh lembaga/organisasi Islam di Jepang. Ruang shalat terdiri dari lantai basement 1, lantai 1 (pria), dan lantai 2 (wanita). Pada lantai 1 terdapat pintu penghubung dengan ramp untuk memfasilitasi pengguna kursi roda.
Adapun lantai 2 terhubung juga dengan aula SRIT sehingga dapat digunakan untuk shalat yang masif seperti shalat Jum’at dan shalat Ied. Tersedia tempat parkir darurat untuk ambulans dan akses bagi pengguna kursi roda untuk memasuki masjid.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Seperti disampaikan Dubes Yusron seusai acara peletakan batu pertama, dia menyambut baik upaya warga Indonesia di Tokyo yang dengan penuh ketulusan dan keikhlasan memberikan infaknya agar cita-cita dan keinginan bersama merealisasikan Masjid Indonesia bisa betul-betul terwujud.
“Karenanya, mewakili pemerintah, saya mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi setinggi-tingginya prakarsa rencana yang sangat mulia ini dan mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala meridhoi niat baik segala ikhtiar dalam rangka mewujudkan masjid Indonesia di Tokyo ini,” ujar Yusron.
Dia juga berharap nantinya masjid ini tidak hanya menjadi bangunan fisik saja, “tapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bisa menggagas program-program yang nanti akan dikembangkan oleh masjid tercinta kita ini.”
“Kita berharap para pengurus Masjid nanti akan mengembangkan program-program yang akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat muslim setempat. Saya ingin berpesan bahwa mudah-mudahan masjid ini tetap bisa menebarkan Islam yang rahmatan lil aalamiin di Jepang,” kata Yusron.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Menurut laman kbritokyo.jp, rencana pembangunan masjid Indonesia Tokyo sebenarnya sudah diinisiasi sekitar 15 tahun yang lalu oleh para pengurus KMII dan para tokoh serta cendekiawan Indonesia yang ada di Tokyo. Ketersediaan dana dan penentuan lokasi masjid menjadi kendala pada beberapa waktu yang lalu.
Namun akhirnya dengan dukungan dan intensitas komunikasi serta strategi penggalangan dana antara pengurus KMII, KBRI Tokyo dan Kemenlu-RI, maka penentuan lokasi dan penyediaan dana untuk konstruksi utama masjid dapat dilaksanakan tahun ini. Direncanakan Masjid Indonesia Tokyo akan selesai pada tahun bulan April 2017.
Terwujudnya pembangunan masjid ini sejalan dengan upaya Pemerintah Jepang yang sedang giat menggalakkan program produk-produk halal bagi warga muslim dari wilayah ASEAN termasuk Indonesia, sehingga akan menambah fasilitas ibadah di Jepang sekaligus sarana syiar bahwa Islam yang sesungguhnya mampu memberi manfaat kehidupan kepada orang lain. (RS1/P1)
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel