Sydney, 17 Dzulhijjah 1435/11 Oktober 2014 (MINA) – “Lakemba” akan menjadi masjid Nasional pertama Australia yang dibuka resmi oleh pemimpin Islam setempat. Tujuan utamanya untuk mensyiarkan Islam yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melihat agama tersebut.
Pemimpin Islam berharap dapat membuka masjid kepada masyarakat luas dan memungkinkan warga mengajukan pertanyaan secara langsung dan mengetahui lebih lanjut tentang Islam. The Guardian melaporkan, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Masjid di seluruh Australia akan membuka pintu sebagai bagian dari memeriahkan Hari Persatuan Nasional. Mereka mengundang non-Muslim untuk berkunjung dan mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin Islam untuk membersihkan “prasangka dan kesalahpahaman” di masyarakat.
Masjid nasional Lakemba akan diresmikan 25 Oktober mendatang, di ikuti pawai di 20 kota, dibawah koordinasi kelompok masyarakat lintas agama dengan spanduk “Selamat datang di Australia”.
Baca Juga: Hari Angkatan Darat, Presiden Iran Puji Swasembada Pertahanan
Peristiwa Hari Persatuan Nasional pertama diumumkan oleh Muslim, Kristen dan pemimpin komunitas Yahudi di Gereja Pitt Street Uniting, Sydney, Rabu (8/10) lalu.
Presiden Asosiasi Muslim Lebanon di Australia (LMA), Samier Dandan mengatakan hal ini menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa masjid kami terbuka dan Muslim berharap menadi cermin kerukunan bagi masyarakat.
Dandan mengatakan, LMA sedang melaksanakan proyek-proyek antar agama lainnya, termasuk mengatur kunjungan antara sekolah Islam dan Yahudi swasta meluruskan pola pikir mereka yang keliru tentang agama masing-masing.
“Ini adalah pesan umum kedamaian dan keharmonisan dengan cara yang praktis,” kata Dandan.
Baca Juga: Dari Dalam Penjara Imran Khan Serukan Perpanjangan Batas Pemulangan Pengungsi Afghanistan
Maha Abdo, ketua Asosiasi Muslimah Australia mengatakan, perdebatan di sekitar Islam dalam beberapa pekan terakhir, termasuk larangan memakai penutup wajah di tempat umum telah membuat Muslim takut dan cemas.
Abdo mengatakan, keputusan melarang menggunakan penutup wajah (burqa) perlu dipertimbangkan kembali.
“Kita bisa melihat dan mendengar pesan-pesan positif. Kita memiliki pilihan untuk memakai pakaian yang di pilih, ” katanya.
Keputusan untuk memisahkan perempuan yang memakai burqa ditempat umum oleh ketua parlemen, Bronwyn Bishop, dan presiden Senat, Stephen Parry diharapkan dapat dikaji ulang secepatnya. (T/P007/R03)
Baca Juga: UN-Habitat: Jutaan Orang di Afghanistan Tidak Memiliki Akses Air Bersih
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jubir Pemerintah: Iran Tidak Akan Bergantung kepada Kesepakatan dengan AS