Kagoshima, 22 Jumadil Akhir 1435/22 April 2014 (MINA) – Pembelian gedung yang akan dijadikan sebagai masjid pertama di ibu kota Prefektur Kagoshima, yang terletak di penghujung barat daya pulau Kyushu di Jepang, akhirnya selesai dan akan segera digunakan awal Mei mendatang.
“Alhamdulillah terkumpul dana untuk membeli gedung, seluas 349,7 meter persegi, seharga 62 juta Yen atau 6.2 Milyar sudah terpenuhi,” kata Yogi panitia pembangunan masjid kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kabar gembira tersebut sangat disambut hangat oleh beberapa Muslim dari berbagai negara yang ada di Jepang dan beberapa komunitas yang berperan aktif mewujudkan masjid itu.
“Namun demikian ternyata untuk mendapatkan kunci bangunan diperlukan lagi dana sebesar 8 % buat pajak dan 3 % buat fee penjual gedung atau setara dengan 400 juta rupiah, selambat-lambatnya 25 April. Kami terus berikhtiar lagi mencari dana untuk itu,” kata Yogi.
Yogi yang juga ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Kagoshima mengatakan bahwa panitia pembangunan tidak menduga bahwa pembayaran pajak bersamaan dengan pembelian gedung.
“Panitia hanya diberikan waktu sampai 25 April untuk melunasi kekurangan pembayaran yang mencapai 4 juta Yen lagi,” tambahnya.
Yogi mengatakan berbagai cara pun telah ditempuh dari mengunjungi setiap masjid di seluruh Jepang pada waktu Jum’at-an, menghubungi relasi komunitas di setiap negara masing-masing dan berbagai pembisnis sampai menyelenggarakan bazaar.
Meski waktu pembayaran tinggal menghitung hari, namun tidak menyurutkan semangat kami dalam mengupulkan dana dengan jumlah yang cukup besar itu, “Panitia masih optimis,” tegasnya.
Yogi juga mengatakan bahwa antusias dari Muslim yang sebagian besar adalah pendatang dari berbagai negara tersebut cukup tinggi namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyelesaikan pembayaran yang batas akhirnya tinggal menghitung hari.
Adapun sebagai donatur dari bangunan yang akan direnocasi sebagai Masjid itu itu adalah dari bagian dari komunitas dan seluruh muslim di Japan dari beberapa negara termasuk Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Mesir, Turki, dan lain-lain.
Yogi menambahkan bahwa yang menjadi tujuan utama pembangunan masjid pertama di Kagoshima itu adalah untuk dakwah. Dia berharap semoga dengan berdirinya masjid itu bisa menyebarkan Islam di Kagoshima dengan lebih luas.
Selama bertahun-tahun kegiatan umat Islam di Kagoshima seperti sholat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan di Kaikan (International Residence hall). Semacam aula di asrama mahasiswa asing milik Kagoshima University. “Akan tetapi tahun ini rencananya gedung/asrama tersebut akan direnovasi, jadi mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendirikan masjid itu, sehingga kegiatan umat Islam di Kagoshima terus bisa berjalan, “ tambahnya.
Nantinya jika masjid di Kagoshima itu terwujud, masjid akan dijadikan sebagai Islamic Center dengan banyak kegiatan yang akan dilakukan, seperti ibadah, TPA, kajian-kajian Islam dan lain-lain. (T/P08/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)