Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak

Ornamen masjid Sekayu Semarang yang masih asli dan dipertahankan (Foto: File/Humas Prov. Jateng)

Semarang, MINA – Sebutannya Masjid Sekayu, terletak di tengah pemukiman Kampung Sekayu RT 05 RW 01 Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Masjid ini salah satu jejak sejarah penting bagi peradaban Islam di Nusantara.

Pasalnya, masjid yang dibangun sekitar tahun 1413 itu mulanya adalah tempat pengumpulan kayu. Kemudian dijadikan bahan untuk pembangunan Masjid Agung Demak. Saat itu, Demak baru dipimpin oleh Raden Fatah sebagai kerajaan Islam terbesar.

Menurut penuturan Dewan Ketakmiran Masjid Sekayu, Achmad Arief, bahwa tokoh penting dibalik Masjid Sekayu adalah ulama bernama Kiai Kamal, konon murid dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon.

“Tokohnya Mbah Kiai Kamal, murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon,” ujarnya, Ahad (31/03/2024).

Saat itu Kiai Kamal membuat pemukiman sekaligus dibuat tempat ibadah. Oleh Sunan Gunung Jati, Kiai Kamal diperintahkan untuk mengumpulkan kayu yang rencananya akan digunakan untuk membuat Masjid Agung Demak.

“Masjid Sekayu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu yang dinamakan pekayuan, yang direncanakan untuk pembangunan masjid di Demak. Kemudian menjadi Sekayu,” tuturnya.

Kayu-kayu yang dikumpulkan tersebut datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Kedungjati, Ungaran, Ambarawa, Purwodadi, dan Kendal.

“Kayu itu kemudian dikirim ke Demak oleh para santri lewat laut, menuju Morodemak di Demak. Itu caranya didorong pakai gethek,” ungkapnya.

Masjid Sekayu sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun masih ada ornamen yang asli dan dipertahankan, seperti empat tiang masjid dan mustaka (kubah).

“Tiangnya masih asli tapi dibungkus kayu lagi. Ada juga mustaka (kubah) yang di atas masjid,” ujarnya.

Usia Masjid Sekayu yang terbilang tua dan menyimpan sejarah, kerapkali membuat tempat itu didatangi para peneliti, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

“Ada yang datang ke sini bikin film dan penelitian. Ya ada yang dari Jepang, India, dan sebagainya,” pungkas Arief. (L/B04/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.