DI TENGAH gelombang umat Islam yang tiap tahun membanjiri Masjidil Haram. Dalam deru doa yang mengalun dari bibir jutaan jiwa di Makkah al-Mukarramah.
Tiap bulan, tiap pekan, tiap musim, umrah tak pernah sepi. Namun, di ufuk barat, di tanah yang dijanjikan berkah, Masjidil Aqsa. Sunyi, sepi, dan tersayat.
Padahal, di ayat pertama Surat Al-Isra, Allah menyandingkan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Dua titik tempat suci yang disatukan dalam perjalanan langit, Isra dan Mi’raj. Jejak Rasul yang tak lekang oleh zaman. Namun kini, satu masjid dielu-elukan, satu masjid lagi dilupakan.
Firman Allah menyebutkan:
Baca Juga: Membela Palestina pun Bisa Melalui Pameran Foto
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Isra [17] : 1).
Masjidil Aqsha bukanlah sekadar bangunan. Lebih dari itu, Al-Aqsa adalah lambang kehormatan umat Islam. Al-Aqsa juga adalah simbol kiblat pertama, sekaligus rumah suci para nabi, Baitul Maqdis.
Namun kini, bahkan sudah beberapa puluh tahun berjalan, Masjid Al-Aqsa dikepung duka, dan terjaga dalam luka.
Baca Juga: Zionis Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Genosida, Dunia Tak Berdaya
Sejatinya, Al-Aqsa sedang menanti jejak-jejak kaki umat Islam yang tak hanya datang sebagai tamu. Tapi hadir sebagai saudara, sahabat, dan pembela.
Karenanya, kunjungan ke Al-Aqsa bukanlah kunjungan biasa. Namun, ia adalah ziarah spiritual dan ziarah persaudaraan.
Kunjungan yang dapat menyejukkan hati warga Palestina yang tiap hari mengadu luka. Ziarah yang membawa satu senyuman, satu doa, dan satu langkah yang membawa satu harapan dari dunia luar.
Di dalam hadits dikatakan:
Baca Juga: Kunjungan Transaksional Trump ke Timteng di Tengah Kelaparan Gaza
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ
Artinya : “Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjidil Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid Nabawi di Madinah), dan Masjidil Aqsha (di Palestina)”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Di kawasan Kota Tua Al-Quds (Yerusalem), peziarah pun bisa hadir lewat doa dan dukungan nyata. Membeli produk mereka, menyapa mereka, mengabrkannya lewat media. Mengabarkan bahwa mereka tidak sendiri. Bahwa kehormatan Al-Aqsha adalah kehormatan kita semua.
Sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kita tentu tidak akan membiarkan Masjidil Aqsha tetap sunyi.
Baca Juga: Langkah-Langkah Sederhana Menuju Surga
Karena itu, kita sebagai umat Islam memenuhi panggilan tanah suci Makkah al-Mukarramah dengan jutaan langkah. Marilah sertakan pula langkah kita menuju Masjidil Aqsa. Karena Al-Aqsha bukan hanya sejarah, tapi ia adalah amanah dan marwah (kehormatan) kita umat Islam.
“Allaahumma innaa nas’aluka shalaatan fil masjidil aqsa wahuwa hurrun aziiz”. (Ya Allah kami memohon kepada-Mu untuk dapat shalat di Masjidil Aqsa dalam keadaan merdeka dan terhormat). Aamiin.
Allahu Akbar! Al-Aqsa Haqquna!!
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perjalanan Trump ke Timteng Tak Banyak Bantu Warga Palestina