MASJIDIL AQSA bukan sekadar bangunan tua yang berdiri megah di Kota Al-Quds (Yerusalem). Tapi ia adalah simbol kemuliaan, keimanan, dan persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Namanya disebut langsung oleh Allah dalam Al-Qur’an, menandakan kehormatan dan kedudukan istimewanya di sisi-Nya. Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 1:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Isra’ [17]: 1)
Baca Juga: Solusi Dua Negara (Palestina-Israel) dalam Prespektif Sejarah
Ayat ini menegaskan bahwa perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Palestina. Sejak saat itu, Al-Aqsa menjadi bagian tak terpisahkan dari akidah dan sejarah spiritual umat Islam.
Tanah suci ini diberkahi Allah, bukan hanya karena keindahan alamnya dan kesuburan tanahnya, tetapi karena di sanalah jejak para nabi terpatri. Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Daud, Sulaiman, hingga Isa ‘Alaihimussalam. Maka tidak heran jika Palestina disebut sebagai Ardhul Anbiya, negeri para nabi.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menganjurkan umat Islam untuk berziarah dan beribadah di tiga masjid utama, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa. Beliau bersabda:
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Baca Juga: Keluarga Sakinah, Tenang Bersama di Tengah Cobaan
“Janganlah kalian melakukan perjalanan jauh (untuk tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasulullah, dan Masjidil Aqsa.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Kedudukan Masjidil Aqsa sejajar dengan dua masjid mulia lainnya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Shalat di dalamnya memiliki nilai keutamaan yang besar.
Masjidil Aqsha menjadi bagian dari tanah Palestina yang menyimpan kisah perjuangan dan doa para nabi. Di sanalah Nabi Daud menegakkan kerajaan dengan adil, Nabi Sulaiman memperbaharui Baitul Maqdis yang agung, dan Nabi Isa menyampaikan risalah kasih dan kebenaran.
Masjidil Aqsa adalah saksi sejarah umat manusia, tempat berkumpulnya para nabi ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi imam mereka dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Itulah tanda keistimewaan dan kepemimpinan spiritual Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atas seluruh rasul dan umat beriman.
Baca Juga: Antara Perjanjian Hudaibiyah dan Gencatan Senjata di Gaza
Kini, meskipun Masjidil Aqsa berada di bawah penjajahan Zionis Israel, cinta umat Islam kepadanya tak pernah pudar. Penjajahan bisa menguasai tanah, tetapi tidak akan mampu menguasai hati orang-orang beriman.
Setiap serangan, pembatasan, dan penistaan terhadap Al-Aqsa justru menambah kuat tekad umat Islam untuk membelanya. Dari timur hingga barat, utara ke salatan, seruan “Bebaskan Al-Aqsha!” selalu bergema sebagai tanda bahwa Masjidil Aqsa hidup di dada setiap mukmin.
Begitulah, Masjidil Aqsa adalah cermin kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang peduli pada Al-Aqsa, berarti ia peduli pada warisan kenabian dan kemuliaan Islam. Sebaliknya, siapa yang melupakannya, ia sedang mengabaikan bagian penting dari keimanan.
Masjidil Aqsa bukan hanya batu dan dinding, melainkan lambang tauhid, simbol perjuangan, dan tanda persaudaraan umat Islam. Ia adalah doa yang terus dipanjatkan, harapan yang tak pernah padam, dan cinta yang tak tergoyahkan.
Baca Juga: Perdamaian di Gaza, Antara Asa dan Realita
Selama iman masih bersemayam di dalam dada, selama azan masih dikumandangkan, Masjidil Aqsa akan selalu hidup di hati orang-orang beriman. Sebab ia bukan sekadar tempat, tapi ia adalah amanah, kehormatan, dan bukti cinta kepada Allah yang tak lekang oleh waktu. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketika Sumud Flotilla Tak Sampai Gaza
















Mina Indonesia
Mina Arabic