Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai Belanda Batalkan Penerbangan ke Tel Aviv Hingga Akhir Tahun

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

1 Views

Maskapai Kerajaan Belanda (KLM) Royal Dutch pada Selasa (1/10) mengumumkan penangguhan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga akhir tahun. [Foto: Getty Images]

Amsterdam, MINA – Maskapai Kerajaan Belanda (KLM) Royal Dutch pada Selasa (1/10) mengumumkan pembatalan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga akhir tahun.

KLM sebelumnya telah membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 26 Oktober karena meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. Penangguhan itu kemudian diperpanjang hingga Desember 2024.

Kekhawatiran akan eskalasi keamanan telah mendorong banyak maskapai penerbangan untuk menghentikan penerbangan atau memperpanjang penangguhan penerbangan ke wilayah tersebut. Middle East Monitor melaporkan, Rabu (2/10).

Beberapa negara juga telah meminta warganya untuk meninggalkan atau menghindari perjalanan ke Lebanon.

Baca Juga: Israel Beritahu UNIFIL terkait Rencana Serangan Darat ke Lebanon Selatan

Sementara itu, Inggris, Prancis, Kanada, hingga Turki telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon.

Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa Group juga mengumumkan pada Selasa (1/10) bahwa mereka telah memperpanjang penangguhan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv karena situasi terkini di Timur Tengah.

Grup tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penerbangan ke Beirut akan ditangguhkan hingga 30 November. Sementara penerbangan ke Tel Aviv akan ditangguhkan hingga 31 Oktober dan penerbangan ke Teheran akan tetap ditangguhkan hingga 14 Oktober 2024.

SwissAir juga mengumumkan telah menangguhkan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv.

Baca Juga: AS Tegaskan Kembali Dukungan Terhadap Israel

Badan Keselamatan Penerbangan Eropa mengeluarkan peringatan baru bagi pesawat sipil untuk menghindari wilayah udara Lebanon dan Israel hingga akhir Oktober, meningkatkan tekanan pada maskapai penerbangan lokal di Israel, yang menderita kekurangan staf dan penerbangan yang penuh sesak.

Media Israel melaporkan bahwa hanya sekitar 20 maskapai penerbangan yang masih mengoperasikan penerbangan ke dan dari Israel, dibandingkan dengan lebih dari 150 maskapai penerbangan yang aktif sebelum 7 Oktober 2023.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 45 Orang Tewas dalam Insiden Kapal Tenggelam di Laut Merah

Rekomendasi untuk Anda