Teheran, MINA – Presiden terpilih, Masoud Pezeshkian (69) telah dilantik di hadapan parlemen sebagai presiden kesembilan Iran dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh lebih dari 70 delegasi asing, termasuk pejabat senior dan sekretaris jenderal badan regional dan internasional.
Upacara pelantikan itu pada Selasa (30/7), dimulai pukul 16.00 sore waktu setempat di Teheran, mengutip Al Mayadeen.
Untuk meliput upacara pelantikan, hingga 600 media Iran dan internasional telah berkumpul di parlemen.
Setelah dilantik, presiden baru Iran memiliki waktu 15 hari untuk menyampaikan kabinetnya kepada badan legislatif untuk memperoleh mosi kepercayaan.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pezeshkian mengambil sumpah di atas Al-Qur’an setelah pidato yang disampaikan oleh Ketua Parlemen, Mohammad Bagher Ghalibaf untuk membuka acara tersebut.
“Sebagai presiden, di hadapan Al-Qur’an dan rakyat Iran, saya bersumpah kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi pelindung agama resmi dan sistem Republik Islam serta konstitusi negara ini,” kata Pezeshkian dalam upacara yang disiarkan langsung di TV pemerintah.
“Kami akan mengupayakan keterlibatan yang konstruktif dan efektif dengan dunia berdasarkan prinsip-prinsip martabat, kebijaksanaan, dan kemanfaatan,” kata dia dalam pidatonya.
Pezeshkian menambahkan, Iran bercita-cita untuk memimpin kawasan dalam bidang ekonomi, ilmiah, dan teknis.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
“Dunia juga perlu memanfaatkan kesempatan unik ini untuk memecahkan masalah regional dan global dengan partisipasi Iran yang kuat, mengupayakan perdamaian, dan bermartabat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pezeshkian mengkritik Amerika Serikat dan negara Barat lainnya karena mempersenjatai Israel selama genosida di Jalur Gaza.
Pada pemilihan presiden putaran kedua yang diselenggarakan 5 Juli 2024, Pezeshkian memperoleh 16.384.403 suara setelah putaran pertama yang tidak meyakinkan pada 28 Juni.
Pemilihan itu diadakan untuk memilih pengganti mendiang presiden Ebrahim Raisi, yang meninggal secara tragis dalam kecelakaan helikopter di wilayah barat laut Iran pada tanggal 19 Mei lalu bersama dengan Menteri Luar Negerinya Hossein Amir-Abdollahian dan beberapa orang lainnya.[]
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)