Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MASSA BUDDHA MYANMAR SERANG MASJID DAN TOKO

Zaenal Muttaqin - Kamis, 3 Juli 2014 - 09:32 WIB

Kamis, 3 Juli 2014 - 09:32 WIB

771 Views

KERUSUHAN MYANMAR
Petugas kebakaran berusaha memadampak api pada Masjid dan pertokoan Muslim dibakar di Mandalay, Myanmar (Foto: Dok/Wordbulletin)
Petugas kebakaran berusaha memadampak api pada <a href=

Masjid dan pertokoan Muslim dibakar di Mandalay, Myanmar (Foto: Dok/Wordbulletin)" width="300" height="225" /> Petugas kebakaran berusaha memadampak api pada Masjid dan pertokoan Muslim dibakar di Mandalay, Myanmar (Foto: Dok/Wordbulletin)

Mandalay, 5 Ramadhan 1435/3 Juli 2014 (MINA) – Massa Buddha  merusak sebuah masjid dan toko-toko Muslim di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, Rabu.

Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan kerumunan massa dari umat Buddha dan Muslim yang saling berhadapan di jalan-jalan.

Dikutip dari Wordbulletin, Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, kekerasan berkobar setelah beredar rumor di media sosial bahwa seorang Muslim telah memperkosa seorang wanita Buddhis.

Ashin Wirathu, seorang biksu Buddha terkenal yang berbasis di Mandalay, telah memposting tuduhan pemerkosaan pada halaman Facebook-nya.

Baca Juga: PM Kanada Umumkan Tarif 25 Persen pada Produk AS

Wirathu, yang menggambarkan dirinya sebagai “Bin Laden” Myanmar dituduh memicu ketegangan anti-Muslim, dan merupakan pemimpin kunci dari sebuah kelompok yang disebut 969.

Pengikut kelompok ini mengklaim Myanmar berada di bawah ancaman dari ekspansi Islam, dan menyerukan untuk memboikot bisnis milik Muslim.

Ketegangan mulai meningkat di Mandalay sejak Selasa malam, segerombolan Buddha dilaporkan mandatangi daerah Muslim dan mulai menyerang toko-toko dan membakar kendaraan.

Media lokal melaporkan bahwa tiga orang terluka dalam kerusuhan dan ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa seorang pria Muslim ditembak.

Baca Juga: Trump Gertak Mesir dan Yordania, Ancam Tahan Bantuan Jika Tolak Relokasi Warga Gaza

Polisi Myanmar menembakkan peluru karet pada hari Rabu untuk membubarkan kerumunan umat Buddha dan Muslim berhadapan di jalan-jalan Mandalay, kota kedua terbesar di negara itu, kata polisi.

Polisi dikerahkan lebih dari 600 petugas setelah kerumunan sekitar 300 umat Buddha termasuk 30 biksu mulai melemparkan batu di dekat sebuah toko teh yang dimiliki oleh seorang pria Muslim di 11 (1630 GMT) pada hari Selasa, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi Mandalay.

“Seorang polisi, tiga Budha dan seorang Muslim terluka oleh batu dalam insiden itu,” kata pernyataan itu.

“Dua dari tiga pria Buddhist terluka mendapat perawatan di rumah sakit Mandalay dan sisanya mendapat pengobatan sebagai pasien rawat jalan.”

Baca Juga: Transparency Internasional Ungkap Dampak Korupsi bagi Perubahan Iklim

Polisi mengatakan mereka menembakkan tiga peluru karet dalam upaya untuk mengendalikan massa, yang tersebar hingga pukul 03:15 pada hari Rabu setelah biksu membantu meyakinkan orang untuk meninggalkan.

Polisi berdiri di antara kelompok Muslim dan Buddha dan mencoba untuk mendorong umat Buddha pergi, saksi kepada Reuters.

“Polisi dan massa sempat bentrok, dan kerumunan massa melemparkan batu ke polisi,” katanya, meminta untuk tidak disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatannya.

Dia mengatakan massa Buddha menjarah toko-toko dan membakar kendaraan sebelum polisi berhasil memulihkan ketertiban, tapi itu pukul 6 pagi Budha masih memenuhi lingkungan dan berteriak pada warga.

Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur

Myanmar telah tercoreng oleh berulangnya tindak kekerasan sektarian sejak Juni 2012. Sekitar 280 orang telah tewas dan puluhan ribu mengungsi, sebagian besar umat Islam.

Kerusuhan berkobar bermula dari negara bagian Rakhine barat, di mana minoritas Muslim yang dikenal sebagai Rohingya menjadi sebagian besar korban. Tapi bentrokan terus menyebar ke seluruh negeri.

Kekerasan telah mencoreng citra pemerintahan reformis baru Myanmar yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011 setelah lima dekade pemerintahan militer. (T/P07/EO2 )

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Mesir Kecam Pernyataan Israel yang Meremehkan Upayanya di Gaza

Rekomendasi untuk Anda