Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuk Musim Hujan, Banjir Landa Grobogan Jateng

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - 3 menit yang lalu

3 menit yang lalu

0 Views

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Grobogan melakukan rangkaian upaya penanganan darurat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (22/10/25). (Foto: BPBD Kabupaten Grobogan)

Jakarta, MINA – Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat disertai petir dan angin kencang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Selasa (21/10). Dalam hitungan jam, aliran sungai di beberapa wilayah yang semula tenang berubah menjadi keruh dan berarus deras, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan melaporkan, banjir yang terjadi pada awal musim penghujan kali ini melanda 21 desa di 11 kecamatan, yakni Geyer, Tanggungharjo, Tegowanu, Kedungjati, Gubug, Klambu, Kradenan, Purwodadi, Godong, Penawangan, dan Toroh.

“Total sementara terdapat 2.095 kepala keluarga terdampak, dengan proses pendataan yang masih terus dilakukan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10).

Hasil kaji cepat menunjukkan 2.095 unit rumah terdampak, termasuk satu fasilitas ibadah, satu fasilitas pendidikan, satu balai desa, dan dua pohon tumbang. Selain itu, dua titik tanggul jebol, satu jembatan putus, dan sekitar 205 hektare lahan pertanian terendam.

Baca Juga: Angin Kencang, Tanah Longsor hingga Banjir Landa Sejumlah Wilayah Indonesia Pekan Ini

“Banjir juga sempat melumpuhkan jalur rel kereta api lintas Jakarta–Surabaya di Kecamatan Gubug, namun kini sudah dapat dilalui kembali,” tambah Abdul Muhari.

BPBD Kabupaten Grobogan bersama TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, relawan, dan masyarakat terus melakukan evakuasi warga terdampak serta pembersihan material yang menutup jalan dan jembatan. Sebagian besar genangan air dilaporkan telah surut, dengan kondisi air di Kecamatan Purwodadi masih stabil pada ketinggian 20–50 sentimeter.

Sementara itu, BPBD Provinsi Jawa Tengah terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Grobogan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan PT KAI juga bersiaga setelah memperbaiki dua titik tanggul jebol di sekitar jalur rel.

Abdul Muhari menegaskan, peristiwa banjir di Grobogan menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi perubahan musim.

Baca Juga: Chairul Tanjung Datangi Ponpes Lirboyo, Sampaikan Permohonan Maaf

“Kabupaten Grobogan secara geografis dan hidrologis memiliki tantangan tersendiri. Setelah menghadapi kekeringan panjang, kini masyarakat kembali berhadapan dengan banjir di awal musim penghujan,” ujarnya.

Secara topografis, Grobogan merupakan wilayah diapit dua pegunungan besar, yakni Pegunungan Kapur di utara dan Pegunungan Kendeng di selatan, serta menjadi perlintasan Dua Daerah Aliran Sungai (DAS) besar — DAS Jratun (Jragung–Tuntang) dan DAS Seluna (Serang–Lusi–Juwana). Kondisi ini menjadikan kawasan tersebut rawan banjir setiap kali curah hujan tinggi terjadi.

Sebagai bagian dari pengendalian banjir, pemerintah telah membangun Waduk Kedungombo di Kabupaten Grobogan dengan kapasitas tampung sekitar 723 juta meter kubik air, yang berfungsi mengairi sekitar 60 ribu hektare lahan pertanian di Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati.

“Ke depan, pengelolaan sungai dan jaringan irigasi yang terintegrasi sangat dibutuhkan. Prinsip satu sungai, satu manajemen harus berjalan seiring dengan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan,” ucar Abdul Muhari. []

Baca Juga: Pengumpulan ZIS Capai RP 1,1T, BAZNAS Raih Opini WTP

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda