Gaza, MINA – Warga Gaza menderita kekurangan pakaian musim dingin di Gaza di tengah 40 hari terdingin sepanjang tahun di wilayah tersebut.
Masa terdingin “al-Arbaeeniyyah” dimulai pada akhir Desember dan berakhir pada awal Februari. The New Arab melaporkan, Ahad (31/12).
Hampir dua juta pengungsi Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di bagian selatan dan tengah Gaza setelah berulang kali perintah evakuasi Israel dan blokade serta kampanye militer Israel yang menghancurkan.
Pasar-pasar di Gaza, khususnya di tengah-tengah Jalur Gaza dan di kawasan Rafah dan Khan Younis di selatan, mengalami kekurangan pakaian yang parah.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Cuacanya sedang ketika perang Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, namun musim dingin telah tiba. Banyak warga Palestina mencari perlindungan dari perang Israel yang tidak pandang bulu di tempat penampungan dan tenda.
Penduduk Gaza juga menderita kekurangan makanan dan air, serta gangguan pasokan listrik dan telekomunikasi.
Baru-baru ini ada inisiatif pemuda untuk mendistribusikan pakaian kepada para pengungsi, namun banyak dari upaya tersebut terhenti karena kurangnya ketersediaan barang.
Ismail Tayeh, yang mengungsi ke kota Deir al-Balah, mengatakan pakaian musim dingin tidak tersedia di pasar meskipun ada uang untuk membelinya, karena apa yang ditawarkan sangat langka dan tidak memenuhi kebutuhan semua orang yang terlantar.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Sindikat Kepala Pedagang Pakaian, Tamer al-Akhras, mengatakan ada “kelangkaan besar” pakaian musim dingin.
Dia mengatakan para pedagang tidak bersiap menghadapi musim dingin atau membawa jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Dia menambahkan, para pedagang sedang menunggu pakaian musim dingin yang tebal untuk datang melalui penyeberangan perbatasan, namun hal ini tidak terjadi karena pecahnya perang.
Hal ini mendorong banyak orang mencari pakaian bekas untuk mengatasi krisis yang semakin parah.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Perang brutal Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 21.800 orang. Tempat ibadah, ambulans, rumah sakit, dan bangunan tempat tinggal juga diserang. (T/R7/P1)
Mi’’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel