Sidney, 13 Dzul hijjah 1435/7 Oktober 2014 (MINA) – Masyarakat Amerika Serikat merasa kurang percaya diri karena merasa tidak yakin Pemerintah negara itu dapat meminimalkan ancaman serangan teroris.
Hasil jajak pendapat terbaru Associated Press-GfK yang dirilis Ahad, juga menunjukkan kegelisahan yang meluas pada seluruh masyarakat AS tentang masalah ekonomi dan sosial negara di atas masalah politik. Press Tv melaporkan, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Survei AP-GfK menemukan, 37 persen rakyat Amerika kurang percaya pada kemampuan pemerintah meminimalkan ancaman serangan teroris, sementara 63 persen adalah “sama sekali tidak yakin” pemerintah memiliki kemampuan mengurangi penembakan massal yang terus marak di negara itu.
Selanjutnya jajak pendapat itu menyimpulkan, 58 persen warga AS berpikir Pemerintahan Obama tidak bisa memadamkan ketegangan rasial setelah kasus penembakan seorang remaja Afrika-Amerika oleh seorang polisi kulit putih di Ferguson, Missouri.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Selain itu, ada ketidakpastian luas tentang masa depan ekonomi dan pengangguran.
Ketika dalam jajak pendapat ditanya tentang ketidakpastian ekonomi dan pasar kerja yang tidak stabil, maka masing-masing 55 persen dan 51 persen menyatakan Washington hanya punya sedikit kemampuan untuk memperbaikinya.
“Saya pikir apa yang terjadi di Amerika adalah sesuatu hal yang tidak baik,” kata Joe Teasdale, 59, yang tinggal di Wisconsin dan bekerja sebagai asisten teknik di sebuah kasino.
“Ini adalah pertama kalinya saya merasa tidak aman di negara saya sendiri, terutama setelah pemancungan di Oklahoma,” kata Jan Thomas, 75, dari Stevensville, Montana. (T/P007/P2)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)