Jakarta, MINA – Anggota Komisi X DPR RI Lathifah Sohib mendorong masyarakat untuk saling mendorong membantu Pemerintah menghilangkan stigma sekolah favorit.
Lathifah mengaku tidak bisa menyalahkan masyarakat yang memiliki harapan agar anaknya dapat masuk ke sekolah favorit. Menurutnya hal tersebut adalah sisa-sisa stigma lama yang berusaha diruntuhkan oleh pemerintahan sekarang.
Hal ini disampaikannya untuk menyasar kepada banyaknya dugaan kuat yang muncul bahwa marak terjadi fenomena Kartu Keluarga (KK) titipan, sehingga anak warga asli di zonasi tersebut gagal masuk zona sekolah dekat rumah mereka.
“Sebetulnya ini membuat masyarakat tidak jujur, karena mereka ingin mendapatkan sekolah favorit jadi berupaya dengan menitipkan nama anaknya memindahkan kepada KK orang lain,” kata Lathifah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6).
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Lathifah menilai bahwa kegiatan curang seperti ini akan berimbas tidak baik untuk anak-anak mereka di masa depan.
“Ini pendidikan yang kurang baik untuk anak-anak, karena mereka sedari kecil sudah diajari untuk tidak jujur. Menurut saya ini merupakan preseden yang kurang baik,” ujarnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendorong kepada setiap orang tua murid untuk menghindari cara-cara tidak jujur dan lebih bersikap realistis dalam rangka mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah baru.
Menurut Politisi Dapil Jawa Timur V itu, dalam program sistem zonasi yang saat ini dilangsungkan Pemerintah, seharusnya seluruh orang tua murid bisa menanggalkan stigma mengenai sekolah favorit itu sendiri.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Sekarang Pemerintah sedang berupaya agar masyrakat mendapatkan layanan pendidikan yang merata dengan mengurangi kastanisasi pendidikan dan ini memang masih proses, mari kita awasi. Selama 3 tahun ini harapannya nanti ke depan masyarakat sudah tidak fokus lagi untuk mencari sekolah favorit, karena kualitas sekolah ke depan semakin merata,” katanya. (T/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru