Cardiff, 24 Dzulqa’dah 1436/8 September 2015 (MINA) – Ratusan masyarakat Wales melakukan perjalanan ke Ibukota untuk menunjukkan aksi solidaritas mereka terhadap masyarakat Palestina.
Peristiwa itu terjadi beberapa saat menjelang pertandingan antara Wales vs Israel dalam lanjutan kualifikasi Euro 2016 beberapa waktu lalu, demikian Wales Online dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Mormech, salah satu dari ratusan penggemar sepak bola yang melakukan aksi solidaritas itu. Ia bekerja sebagai guru dan menyaksikan penderitaan yang terjadi di Palestina.
“Semua aspek kehidupan di Palestina, termasuk olahraga, dibatasi dan dipengaruhi oleh aksi pendudukan,” katanya kepada media Inggris The Guardian.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Israel tidak bisa menjadi bagian dari Eropa. Mereka jelas tidak bisa menjadi bagian dari olahraga di Eropa jika mereka terus menduduki tanah Palestina serta merebut hak warganya, menghilangkan hak hidup, juga hak menikmati olahraga,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Mormech mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan aksi-aksi kepedulian dengan berbagai kegiatan. “Kami sudah mencoba segalanya. Dan sekarang saatnya untuk mengatakan, “Sudah cukup bagi Israel menjajah rakyat Palestina!!,” tegasnya.
Sementara di lain pihak, salah satu tim sepak bola perempuan asal Bristol, Anggota Easton Cowgirls turut bergabung dengan ratusan warga Wales untuk melakukan demonstrasi. Para pemain juga berkunjung ke Tepi Barat untuk bertanding melawan tim lokal dan untuk menyaksikan situasi yang terjadi di sana.
“Apa yang kita lihat benar-benar mempengaruhi kita, bagaimana mereka dibatasi dalam setiap gerakan mereka dan setiap saat mengalami penindasan. Kami berjanji ketika kembali nanti akan berbagi informasi dengan masyarakat,” kata juru bicara tim Easton Cowgirl, Isabel O’Hagan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Lebih lanjut, O’Hagan mengatakan, kami malu mencampurkan urusan olahraga dan politik, tetapi situasi kali ini berbeda. “Olahraga adalah kebebasan, cara untuk mengekspresikan diri. Menerima Israel bermain di sini adalah seperti menerima pendudukan dan pembatasan hak seseorang,” katanya. (T/ima/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas