Jakarta, MINA – Organisasi Masyarakat Islam Mathla’ul Anwar mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kedua di Jakarta, Sabtu (8/12).
Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH. Ahmad Sadeli Karim menjelaskan, melalui Rakernas ini Mathla’ul Anwar ingin meneguhkan sikap terhadap persoalan keumatan masa kini terutama di “tahun politik” ini.
Dia menyatakan, PBMA meminta kepada seluruh pengurus, anggota, simpatisan, dan keluarga besar Mathla’ul Anwar di seluruh dunia untuk menjaga ketertiban, harmonis serta kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara terutama menjelang tahun politik 2019 dengan adanya Pilpres 2019 mendatang.
“Kami menghimbau kepada ummat Islam di Indonesia untuk meningkatkan ukhuwwah Islamiyah serta menghilangkan perseteruan akibat perbedaan aspirasi politik saat Pemilihan Presiden mendatang,” kata Ahmad Sadeli saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Rakernas Kedua MA.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sekjen PBMA Oke Setiadi Affendi menegaskan kembali pernyataan Ahmad Sadeli, meski tahun politik, organisasi yang didirikan di Menes, Banten pada 1916 tersebut netral dan tidak memihak.
“Tidak ada tradisi di Mathla’ul Anwar untuk dukung mendukung walau ini tahun politik. Kita lepas dari itu semua. Kita mengadakan rakernas dalam rangka konsolidasi seluruh pengurus wilayah agar kepengurusan terus berlanjut. Ini tidak ada urusan dengan politik,” ujar Oke.
Namun organisasi yang didirikan oleh para ulama salah satunya KH Mas Abdurrahman itu membebaskan anggotanya memiliki pilihan politik sebagai hak warga negara.
Dalam Rakernas kedua selama kepemimpinan KH Ahmad Syadeli Karim periode 2015-2020 itu diikuti Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah Mathla’ul Anwar se-Indonesia.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Rakernas dengan tema “Revitalisasi Peran dan Kontribusi Mathlaul Anwar dalam merawat NKRI” bertujuan untuk melakukan konsolidasi organisasi, termasuk merumuskan dan menyepakati sikap organisasi terkait perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Kegiatan Rakernas dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto juga sebagai Ketua Dewan Penasehat Mathla’ul Anwar.
Wiranto mengapresiasi independensi Mathla’ul Anwar karena sejak berdirinya lebih dari seratus tahun lalu Ormas Islam itu tidak pernah berpolitik praktis.
Agenda Rakernas ini diantaranya adalah menggelar seminar tentang pembiayaan syariah bersama Direktur LPDB, seminar sejarah Mathla’ul Anwar bersama Prof Sybli Syarjaya (Dosen UIN SMH Banten).
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Selain itu, Rakernas kali ini juga diwarnai dengan Peluncuran Koperasi Mathla’ul Anwar 1916, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Mathla’ul Anwar, pelantikan pengurus antar waktu (PAW), serta penyerahan secara simbolik bantuan untuk korban gempa Palu dan Donggala.
Mathla’ul Anwar didirikan pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman serta dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Mathla’ul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU.
Ormas Islam yang sudah berusia lebih dari satu abad (seratus tahun) itu saat ini mengelola ratusan lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Misi awal pendirian Mathla’ul Anwar adalah melakukan purifikasi ajaran Islam dengan memberantas TBC (tahayul, bid’ah dan churafat).(L/R01/B05)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Mi’raj News Agency (MINA)